Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS

Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS
Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS

Pada bulan Februari 2014, Nettleton, Tara dan anak-anak Sharrouf pergi ke Malaysia untuk liburan. Tara memberi tahu ibunya bahwa ia berencana pergi ke Turki.

Ia mengatakan ingin mengunjungi Istana Topkapi yang terkenal di Istanbul, di mana adegan-adegan dari opera sabun Turki favoritnya disyuting. Mereka akan pulang dalam beberapa bulan, katanya kepada sang ibu.

"Saya menciumi anak-anak, menciumi wajah mereka, memeluk mereka, mencium mereka lagi, memeluk Tara, menciumnya, dan berjalan keluar, dan meninggalkan mereka di sana, tapi saya tak tahu saya mengucapkan selamat tinggal kepada Tara, untuk abdullah dan untuk Zarqawi ketika saya melakukan itu. Jika saya tahu, saya tak tahu apakah saya akan pergi," kata Nettleton.

Itu adalah awal dari mimpi buruk dimana Nettleton baru terbangun bulan ini.

Sejak tahun 2015, ABC telah mengamati penderitaan Nettleton saat ia mencoba menemukan cucunya yang hilang dan membawa mereka pulang dari Suriah yang dilanda perang.

Nettleton berhasil tetap berhubungan dengan kelima anak tersebut terutama melalui aplikasi pengiriman pesan. Ia juga berkomunikasi dengan Tara hingga September 2015, ketika perempuan 31 tahun itu meninggal karena masalah usus.

Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS Photo: Karen, Hoda dan Zaynab sebelum mereka meninggalkan Australia. (Supplied)

Dua kali Nettleton terbang ke Turki untuk mencoba mengatur jalan keluar aman bagi keluarganya agar keluar dari zona perang: dua kali ia pulang dan gagal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News