Perkuat Pertahanan Diri, Kunci Memutus Mata Rantai Hoax

Perkuat Pertahanan Diri, Kunci Memutus Mata Rantai Hoax
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Berita hoax dan radikalisme yang tersebar melalui media yang tidak bertanggung jawab dan sosial media (sosmed) tidak hanya bisa meracuni, tapi juga bisa mengontaminasi jiwa seseorang.

Untuk menangkalnya, seseorang harus bisa memperkuat pertahanan diri serta melakukan cek dan ricek sebelum mencerna atau bahkan menyebarkan berita itu melalui berbagai jaringan medsos.

"Kita harus mulai dari diri sendiri karena kadang-kadang diri kita sendiri bisa menjadi sumber yang mengaplikasi berita hoax tersebut bisa tersebar ke mana-mana. Kalau ada berita yang misalnya tidak kita yakini, maka setop di kita saja. Itu merupakan salah satu kontribusi yang amat sangat penting untuk memutus mata rantai hoax dan berita radikalisme,"  kata Arief Suditomo, anggota DPR RI dari Fraksi Hanura di Jakarta, Jumat (20/1).

Selain itu, lanjut Arief, masyarakat wajib cek dan ricek terlebih dahulu untuk mencari kebenaran berita sekaligus narasumbernya.

"Kenapa? Karena sekarang di UU ITE yang baru ada hal yang terkait dengan penyebaran berita hoax atau hate speech (ujaran kebencian). Jadi penyebaran kebencian itu merupakan salah satu delik atau tindak pidana yang ganjaran hukumannya cukup besar," ungkap mantan presenter ini.

Karena itu, masyarakat harus terus dicerahkan untuk meningkatkan kesadaran bagaimana mencerna informasi yang didapat dari berbagai macam medsos.

Menurutnya, pemerintah sudah bertindak cepat memberikan semacam kampanye baik melalui medsos atau media lain untuk mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dan cek ricek untuk membendung hoax.

Masyarakat juga harus cerdas terutama saat melakukan aktivitas di dunia maya. Dia mengajak masyarakat melaporkan situs-situs penyebar hoax dan radikalisme ke pemerintah melalui nomor telepon atau email ke aduan konten.

Berita hoax dan radikalisme yang tersebar melalui media yang tidak bertanggung jawab dan sosial media (sosmed) tidak hanya bisa meracuni, tapi juga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News