Perlu Mewaspadai Ancaman Radikalisme di Tengah Penanganan Wabah Virus Corona

Perlu Mewaspadai Ancaman Radikalisme di Tengah Penanganan Wabah Virus Corona
Proses dan suasana Virtual Group Discussion di Kantor Lembaga Kajian Dialektika di Jakarta, Senin (30/3). Foto: Dok. Lembaga Kajian Dialektika

Zuhad Aji Firmantor, dalam paparannya menyampaikan bahwa radikalisme memang itu sudah ada sejak bersamaan berdirinya negara Indoensia. Perdebatan mengenai hal itu sudah ada sejak negara Indonesia akan dibentuk. Karenanya menurut Aji, penting bagi elit pemerintah, TNI-Polri, Pemerintah daerah, elit partai merumuskan dan menjawab tantangan berat ini.

Tantangan Kehidupan Beragama

Direktur Lembaga Kajian Dialektika, Muhammad Khutub, dalam paparannya mengatakan bahwa wabah virus corona yang saat ini menjangkiti seluruh negara, termasuk Indonesia menjadikan kehidupan keagamaan mengalami tantangan dan perubahan yang sangat ekstrem. Dan kehidupan sosial keagamaan sekarang bergeser tidak lagi face to face melainkan secara virtual.

Hal ini bisa dijadikan alat propaganda oleh kalangan tertentu di tengah ketakutan warga terhadap wabah ini, yang tidak menginginkan cara-cara damai. Maka dari itu, stakeholder yang terkait, perlu mengantisipasi persoalan ini secara aktif.

Ancaman tersebut mudah sekali muncul karena kita masih memiliki problem krusial bernama toleransi. Sampai saat ini, negara masih belum memiliki sesuatu yang dapat mengatur kehidupan masyarakat dalam beragama.

Bhinneka Tunggal Ika hanya menjadi jargon yang tidak bisa di break-down menjadi sebuah sistem tatacara kehidupan bernegara dan beragama. Hal inilah yang menjadikan problem di Indonesia tidak kunjung usai dalam menyelesaikan persoalan toleransi beragama, juga persoalan ekonomi dan kesejahteraan warganya.

Oleh karena itu, dalam kesimpulan diskusi ini, didorong agar dalam penanganan bencana wabah Covid-19 ini, juga menjadi momentum bagi elite untuk membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah, parlemen, elite parpol, stakeholder dan sebagainya.

Penting bagi kita semua membentengi diri dengan memperbanyak literasi, menyaring segala informasi, menurunkan ego dan emosi, dan menjaga toleransi dalam beragama,” katanya.

Di tengah wabah bencana nasional Covid-19, isu-isu yang mengarah kepada gerakan radikalisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara terlihat masih bermunculan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News