Permanent Resident Jadi Alasan Australia Masih Menarik di Mata Mahasiswa Internasional
"Ada juga yang bilang, saya tidak apa-apa biar kuliah online. Buat mereka yang mau sekolah di tempat bagus, biarpun online tidak ada masalah," ujarnya.
Memiliki rencana menetap di Australia
Adista pernah mengambil 'double degree' antara Universitas Indonesia dan Deakin University,.
Ia tetap memutuskan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Australia, meski dilakukan secara jarak jauh dari Jakarta.
Adista sebenarnya berencana untuk mendaftar jadi permanent resident (PR) atau penduduk tetap di Australia setelah lulus S-1 tahun 2019 lalu.
"Tapi orang tuaku tidak mau kalau saya jadi PR padahal belum dapat pekerjaan. Makanya disuruh balik dulu [ke Indonesia]," katanya.
Adisti mengaku ia kembali memilih Australia sebagai tujuan studinya karena sudah lebih akrab dengan negara ini.
"Alasan kedua, kita bisa menjadi PR, karena saya rencananya mau tinggal [di Australia]. Jadi mau melamar TR [temporary resident] dan kemudian PR," ujarnya.
Ia berpendapat jalan untuk menjadi penduduk tetap di Australia lebih terstruktur bagi pelajar internasional yang memenuhi syarat, meski aturannya semakin sulit setiap tahunnya.
Banyak pelajar internasional tetap tertarik melanjutkan kuliah di Australia demi status kependudukan
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Dunia Hari Ini: Rekor Roti Terpanjang di Dunia Dipecahkan di Prancis
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Rafah, Meski Hamas Setujui Gencatan Senjata
- Sarung Tangan Buatan Perusahaan Asal Yogyakarta Ini Sukses Merambah Pasar Australia
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23