Permintaan Aurel, Bocah Korban Tenggelam KMP Yunicee kepada Nelayan di Tengah Laut, Pilu

Permintaan Aurel, Bocah Korban Tenggelam KMP Yunicee kepada Nelayan di Tengah Laut, Pilu
Ilustrasi kapal tenggelam. Ilustrator: Sultan Amanda Syahidatullah/JPNN.com

jpnn.com, DENPASAR - Tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee di Selat Bali pada Selasa (29/6) 2021 pukul 19.12 WITA, menyisakan cerita pilu.

Misdianto, salah seorang nelayan, mengatakan bagaimana dia bersama kawan-kawannya berusaha menyelamatkan penumpang KMP Yunice.

"Waktu itu, saya sedang di rumah. Mendadak, mendengar ramai teriakan orang minta tolong. Saat keluar, saya masih sesaat bisa melihat KMP Yunicee terbalik dan tenggelam," kata Misdianto, yang tinggal di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.

Data terakhir kapal itu, ada sebanyak 76 penumpang dan kru kapal di dalamnya, yakni 51 orang selamat, 7 orang meninggal dunia dan 18 orang masih dalam pencarian.

KMP Yunicee milik PT Surya Timur Line yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk pada pukul 18.29 WITA dilaporkan terbawa arus ke arah selatan, kemudian miring dan tenggelam.

Mendengar ramainya teriakan minta tolong dari tengah laut tersebut, tanpa berpikir panjang, Misdianto yang akrab disapa Petruk mendorong sampannya ke laut untuk segera mencari korban.

Bersama dua tetangganya, Waji dan Putu, Misdianto langsung menuju ke lokasi tenggelamnya KMP Yunicee di tengah arus dan gelombang yang lumayan besar.

"Sampai di lokasi kami tidak melihat apa pun karena situasi gelap. Kami terus menelusuri dan berusaha mendengarkan teriakan minta pertolongan. Situasi benar-benar mencekam dan kami juga merasakan kepanikan," katanya.

'Waktu itu saya sedang di rumah. Mendadak mendengar ramai teriakan orang minta tolong. Saat keluar, saya masih bisa melihat KMP Yunicee terbalik dan tenggelam'.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News