Permintaan Kopi Spesial Naik

Permintaan Kopi Spesial Naik
Permintaan Kopi Spesial Naik
SURABAYA- Kopi spesial lokal makin menarik perhatian pasar internasional. Kopi spesial memiliki persyaratan khusus, yakni biji kopi tanpa cacat primer, bersih dan ukuran yang seragam, sehingga harganya relatif lebih mahal. Selain dari AS yang merupakan pasar kopi spesial terbesar, permintaan datang dari Eropa, Australia, Jepang, Korea dan Tiongkok.

Direktur eksekutif Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Ina Murwani mengatakan produksi kopi spesial lokal tumbuh 20-30 persen tiap tahun. "Kenaikan produksi tersebut mengimbangi minat pembelian yang makin baik, tentunya diikuti dengan kualitas produksi yang meningkat. Selama ini, kelemahan kopi spesial kita karena kualitas yang cenderung tidak konsisten," ucapnya.

Disebutkan, permintaan tertinggi datang dari AS yang ekspornya mencapai 40-50 persen dari total produksi. Sedangkan, sisanya dikirim ke sejumlah negara-negara lain, seperti Eropa, Australia dan Jepang. Baru-baru ini, permintaan juga mengalir dari Korea dan Tiongkok. Karena itu, sebenarnya potensi pasar kopi spesial masih sangat besar.

Kopi spesial biasanya merupakan kopi Arabika pilihan. Di tanah air, ada tujuh sentra produksi Arabika spesial, antara lain, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jatim di kawasan gunung Ijen, Kintamani Bali, Toraja, Flores dan Papua. "Tiap tahun produksi kopi jenis Arabika sekitar 90-100 ribu ton, sedangkan kopi spesial sekitar 20 ribu ton," urainya.

SURABAYA- Kopi spesial lokal makin menarik perhatian pasar internasional. Kopi spesial memiliki persyaratan khusus, yakni biji kopi tanpa cacat primer,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News