Pernikahan Mubarakah: Detik-detik Arifin Cium Kening Karima

Pernikahan Mubarakah: Detik-detik Arifin Cium Kening Karima
Pernikahan Mubarakah: Muhammad Arifin Saddoen (kiri) pertama kalinya melihat wajah istirinya, Nur Aisyah Karima (gaun putih). Foto: FUAD MUHAMMAD/KALTIM POST/JPNN.com

“Kalau mau putih, baju saya putih. Apakah cukup dengan itu. Ujung-ujungnya yang dicari perempuan yang saleha. Karena dengan kesalehan itu bisa menutupi kekurangan lainnya,” tutur kakek 26 cucu itu.

Setiap nama pasangan yang sudah ditetapkan, akan disodorkan kepada pimpinan pondok pesantren. Tak lupa dilakukan salat istikharah untuk meminta petunjuk agar tak ragu menentukan pasangan. Sebab, baginya ini adalah tanggung jawab yang besar menentukan masa depan rumah tangga calon mempelai.

“Alhamdulillah kasus perceraian hasil nikah mubarakah ini kecil sekali. Karena sejak awal kami betul-betul menentukan pasangan ini,” sebut Amin.

Meski begitu, tak dimungkirinya ada pasangan yang akhirnya bercerai. Pernah ada kasus di mana sang istri akhirnya mengadu kepada panitia. Karena suami yang dipilih steering commite tak mampu melayani kebutuhan biologisnya. Akhirnya dilakukan pendekatan dan musyarawah untuk memperbaiki kondisi tersebut.

“Pemeriksaan kesehatan juga diperketat. Jadi ketahuan penyakitnya apa saja,” ucapnya. (far/k16)


Tradisi pernikahan mubarakah dijalankan di Pondok Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan Tmur.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News