Pernyataan Buwas Soal E-Warong Siluman Tuai Kritikan

Pernyataan Buwas Soal E-Warong Siluman Tuai Kritikan
Beras Bulog. Foto: Bontang Post/JPNN

"Sekarang rakyat ini tidak menjadi penonton. Menjadi pelaku. Kita kumpulkan orang untuk buat warung. Sudah itu, kita minta Himbara mengajarkan. Jadilah, agen E-Warong. Alhamdulillah ada penghasilan Rp 2-3 juta per bulan. Apakah itu tidak positif?" paparnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L Hamzah menegaskan bahwa tugas utama dari Perum Bulog adalah menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga, bukan untuk mencari keuntungan.

"Memang Bulog itu bukan untuk cari untung. Bulog itu ditugaskan untuk melayani masyarakat, bukan untuk cari untung," kata Sulaeman.

Terkait dengan kondisi dan keluhan Buwas bahwa Bulog saat ini berada posisi merugi, menurutnya, situasi seperti itu sejatinya bukan hanya terjadi di Bulog saja. Dikatakan, kondisi tersebut juga terjadi di sejumlah BUMN.

Diungkapkan, BUMN di sektor pupuk pun juga mengalami hal serupa. Bahkan, cicilan utang yang harus dibayarkannya pun lebih besar dari Bulog.

Untuk itu, memang diperlukan upaya dan terobosan guna mengatasi hal itu. Menurutnya, jika hal itu tidak segera dituntaskan, maka akan berimbas kepada kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan, temuan mengenai ratusan e-warong yang diduga siluman alias ilegal sebagai wadah penyaluran BNPT di seluruh Indonesia sudah diserahkan ke penegak hukum. Dia pun enggan memerinci persebarannya di lokasi yang ilegal tersebut.

"Kita kan sudah serahkan ke Satgas Pangan, jadi semua informasi kita serahkan ke penegak hukum, sekarang ranahnya di mereka," ujarnya saat dihubungi.

E-Warong dianggap sebagai program yang baik dengan unsur pemberdayaan masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News