Pernyataan Sikap Jaringan Damai Papua

Pernyataan Sikap Jaringan Damai Papua
Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) Pastor John Bunay (tengah) didampingi Deputi JDP Daniel Rangdongkir saat memberikan keterangan pers di Kota Jayapura, Papua. Foto: ANTARA/ Alfian Rumagit

jpnn.com, JAYAPURA - Jaringan Damai Papua (JDP) mendesak pemerintah menggelar dialog yang bermartabat di tujuh wilayah yang ada di daerah itu guna menyelesaikan berbagai persoalan.

Koordinator JDP Pastor John Bunay didampingi Deputi JDP Daniel Rangdongkir di Kota Jayapura, Minggu (8/9) mengatakan, usulan tersebut menyusul ujaran rasisme yang berujung pada aksi anarkis di berbagai daerah.

"Selama ini JDP telah menawarkan gagasan dialog sebagai media untuk menyelesaikan permasalahan di Papua. Gagasan ini kini telah disuarakan secara meluas dan masif oleh berbagai pihak termasuk Pemerintah sendiri," katanya.

Hanya saja, kata dia, JDP berpendapat pemerintah belum memulai dengan langkah konkret meskipun Presiden RI Joko Widodo telah mengatakan mendukung proses tersebut.

"Karena itu JDP kembali mendesak pemerintah agar segera memulai tahapan dialog yang bermartabat guna merumuskan masalah dan solusi atau penyelesaian permasalahan di Papua secara menyeluruh dan bermartabat," katanya.

Dialog itu dimulai dengan menggunakan pendekatan tujuh wilayah adat di Papua dengan melibatkan perwakilan dari berbagai komponen yakni Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, TNI/POLRI, kelompok bersenjata di Papua, Orang Papua di Papua, Orang Papua di luar Papua, penduduk di Papua, investor dan media.

Sejalan dengan itu, lanjut dia, JDP mengajak berbagai pihak agar menghentikan tindakan dalam bentuk apa pun yang dapat berpotensi meningkatkan siklus kekerasan.

"Kami, mengajak para tokoh untuk bekerjasama membangun komunikasi yang dimulai dari bawah guna meredakan ketegangan, kekhawatiran dan sikap permusuhan agar relasi sosial di antara masyarakat sipil dapat dibangun kembali.”

Jaringan Damai Papua alias JDP telah menawarkan gagasan dialog sebagai media untuk menyelesaikan permasalahan di Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News