Pernyataan Terbaru Ketum IGI tentang Nasib Guru Honorer

Pernyataan Terbaru Ketum IGI tentang Nasib Guru Honorer
Ketua Umum IGI M Ramli Rahim berpose bareng Mendikbud Nadiem Makarim di Jakarta, Senin (4/11). Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengaku kasihan melihat nasib guru honorer.

Dia memprediksi, nasib guru honorer akan terus memprihatinkan karena pemerintah memang enggan menjadikan mereka sebagai aparatur sipil negara (ASN).

"Sepertinya nasib rasa kashan kepada guru honorer akan terus ada selamanya. Ini karena regulasinya enggak ada, akibatnya guru honorer ini enggak jelas nasibnya. Pemerintah juga mulai menutup pintu itu pelan-pelan dengan menghilangkan formasi khusus untuk mereka," tutur Ramli kepada JPNN.com, Sabtu (16/11).

Daripada pemerintah tidak bisa memberikan solusi terbaik kepada guru honorer, Ramli menyarankan, sudah saatnya dibuatkan regulasi. Pemerintah harus memastikan semua ruang kelas diisi guru PNS. Tidak boleh ada guru honorer yang mengajar di sekolah.

Menurut Rami, ini jauh lebih baik daripada mempekerjakan guru honorer dalam waktu lama tetapi tidak mau mengangkat statusnya karena alasan kompetensinya rendah. Selama ini, IGI mendengar pemerintah keberatan mengangkat honorer menjadi PNS maupun PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) karena kualitasnya rendah.

Padahal belasan hingga puluhan tahun, tenaga mereka diperas dengan gaji supermurah sehingga sangat merendahkan profesi guru.

"Mungkin sudah saatnya ruang-ruang kelas tidak lagi dihuni oleh mereka yang dihinakan oleh pemerintah dengan pendapatan yang tak layak, status yang tak jelas dengan masa depan yang suram," tandas Ramli Rahim. (esy/jpnn)

Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim tidak bosan memperjuangkan nasib guru honorer.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News