Persembunyian WN Tiongkok Selalu Sepi, tapi Banyak Jemuran

Persembunyian WN Tiongkok Selalu Sepi, tapi Banyak Jemuran
Rumah milik Hendrik Pardede di Perumahan Mutiara Abianbase, Mengwi, Badung yang menjadi tempat puluhan WN Tiongkok melakukan aksi kejahatan siber. Foto: Maulana Sandijaya/Radar Bali

Bedanya, kantor lurah ada di dalam kompleks perumahan, sedangkan rumah Pardede di luar pintu masuk kompleks. Wijaya menuturkan, rumah Hendrik sejak dua tahun lalu tidak terpantau siapa yang menghuninya.

Selama tujuh tahun menjadi lurah, Wijaya menyebut rumah tersebut sangat tertutup. Dia tidak pernah bertemu dengan Hendrik.

Padahal, sedikitnya sehari dua kali Wijaya melewati rumah itu. Saat pergi dan pulang kantor. Baca juga: Cara Ratusan WN Tiongkok Menyusup ke Bali demi Jadi Penjahat

Setiap Jumat, Wijaya bersama staf kelurahan juga keliling perumahan melakukan bersih-bersih lingkungan. Tapi, sekali pun Wijaya tak pernah melihat ada orang di dalam rumah.

“Kalau pun ada aktivitas hanya saat papasan ada mobil masuk atau keluar rumah. Setelah itu pintu gerbang ditutup rapat. Seolah-olah perhuninya sangat private,” tukasnya.

Menurut pria asli Keramas, Gianyar itu, rumah milik Hendrik dari luar terlihat rapi. Rumput dan tanaman yang ada di taman di atas parit rutin dipangkas.

Namun, sejak enam bulan hingga tujuh bulan lalu, rumah dengan pintu gerbang kayu itu terlihat tak terawat. Siang dan malam sering gelap seperti tidak ada aktivitas manusia.

Wijaya dan warga tidak terlalu memperhatikan rumah milik Hendrik yang ditulisi dijual/dikontrakkan.Wijaya mengira rumah tidak lagi terurus karena pemilknya sudah pindah.

Tidak sulit mencari rumah milik Hendrik Pardede di Perumahan Mutiara Abianbase, Mengwi, Badung, Bali yang menjadi tempat persembunyian puluhan WN Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News