Pertambangan Kolaps, Penjualan Mobil Bekas Nyungsep

Pertambangan Kolaps, Penjualan Mobil Bekas Nyungsep
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - BANJARBARU - Pasar penjualan mobil bekas sedang lesu. Sebuah diler biasanya mampu menjual 45 unit per bulan. Kini diler hanya mampu menjual sepuluh sampai 15 unit setiap bulan.

Pengelola diler Fatiya Motor Landasan Ulin Rifqi Nugroho mengungkapkan, turunnya penjualan terlihat sejak akhir 2015. Ia menduga hal itu terjadi karena kondisi ekonomi yang sedang lesu.

"Banyak usaha di daerah kita sedang kolaps termasuk usaha pertambangan dan perkebunan, akhirnya kami ikut terkena dampak," katanya kepada Radar Banjarmasin, Rabu (1/9) kemarin.

Akibat dari ekonomi yang sedang tak baik, daya beli masyarakat menjadi menurun. Biasanya, sambung Rifqi, para pengusaha dan wirausaha gemar berganti mobil. Kini mereka justru memilih menjual mobil dan membeli yang lebih murah.

"Mereka datang kemari bawa mobil kelas premium kemudian dijual dan diganti dengan mobil yang lebih murah, jadi mereka pulang tetap bawa mobil sekaligus bawa uang," paparnya.

Fenomena ini, sambung Rifqi, telah mengubah peta dan profil penjualan. Kini diler yang dikelolanya memilih menjual mobil dengan harga Rp 150 juta ke bawah.

"Dulu kami berani menyetok mobil dengan harga Rp 200 jutaan ke atas, sekarang kami hanya menjual yang harga di bawah Rp 150 juta," ungkapnya.

Rifqi menyebut, pihaknya kini menyasar konsumen seperti PNS dan anggota Polri. Mereka biasanya berani membeli mobil meski ekonomi sedang sulit. "Mereka biasanya ambil mobil di bawah Rp150 juta jadi kami dari diler menyesuaikan saja," cetusnya. (tas/jos/jpnn)


BANJARBARU - Pasar penjualan mobil bekas sedang lesu. Sebuah diler biasanya mampu menjual 45 unit per bulan. Kini diler hanya mampu menjual sepuluh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News