Pertamina Merugi, Deddy Sitorus: Perusahaan Minyak Lain Lebih Parah

Pertamina Merugi, Deddy Sitorus: Perusahaan Minyak Lain Lebih Parah
Kantor Pusat Pertamina. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus menanggapi kerugian yang dialami Pertamina pada Semester I 2020 sebagai hal wajar. Hampir semua Oil Company ber-skala global di dunia mengalami hal yang sama, merugi karena tertekannya ekonomi dunia akibat serangan Covid-19.

Bahkan menurut legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini, Pertamina masih jauh lebih baik dari rata-rata perusahaan besar dunia. Pertamina mengalami rugi bersih sekitar USD 767,91 juta atau sekitar Rp 11,31 triliun.

“Coba perhatikan semua oil company, Shell mengalami kerugian bersih sebesar USD 18,40 miliar, British Petroleum rugi bersihnya USD 21,21 miliar, TOTAL mengalami net loss USD 8,40 miliar, dan Chevron mengalami rugi bersih mencapai USD 4,70 miliar,” kata Deddy.

“Jadi kalau dibandingan dengan semua perusahaan besar dunia, rugi bersih Pertamina itu terendah,” sambungnya lagi.

Jika dilihat rasio rugi bersih berbanding total asset, kata Deddy, maka Pertamina berada pada urutan kedua setelah ExxonMobil. Lebih jauh menurut Deddy, jika dibandingkan dengan oil company yang total asetnya relatif sama, Pertamina dengan aset sekitar USD 70,23 miliar mengalami kerugian paling rendah dibandingkan ConocoPhilips dan ENI dengan total aset masing-masing USD 63,05 miliar dan USD 69,50 miliar.

Menurut Deddy, sepanjang Semester I 2020 ekonomi dunia dan tak terkecuali Indonesia, mengalami penurunan sangat tajam yang berimbas kepada volume penjualan di sektor industri dan retail.

“Kerugian Pertamina juga disebabkan oleh penuruan dan fluktuasi nilai tukar dan harga minyak mentah dunia juga menyumbang terhadap kerugian. Pertamina juga mengalami tekanan akibat kinerja lifting minyak ladang-ladang minyak yang terus mengalami penurunan produksi,” ujar Deddy.

Oleh karena itu, Deddy meminta Pertamina agar terus melakukan efisiensi dalam belanja modal dan belanja operasional perusahaan secara signifikan, jika perlu segera melakukan renegosiasi kontrak-kontrak yang ada untuk menekan biaya dan memelihara arus kas.

Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus menanggapi kerugian yang dialami Pertamina pada Semester I 2020 sebagai hal wajar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News