Pertamina Tekan Impor, Menghemat Devisa

 Pertamina Tekan Impor, Menghemat Devisa
Ilustrasi pegawai PT Pertamina. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya menghemat cadangan devisa. Salah satunya dengan menekan impor minyak.

Untuk keperluan itu, pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) membeli seluruh lifting minyak produksi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) 200 ribu sampai 300 ribu barel per hari (bph) yang selama ini diekspor.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, selama ini, di antara 800 ribu bph produksi minyak mentah dalam negeri, 200 ribu-300 ribu bph diekspor KKKS.

''Jadi, jangan produksi di sini, ekspor keluar, terus Pertamina beli (impor, Red),'' ujarnya kemarin (15/8).

Dengan Pertamina memborong minyak bagian KKKS, impor minyak akan berkurang. Imbasnya, devisa bisa dihemat sehingga mendorong rupiah agar kembali menguat.

Jika Pertamina membeli semua lifting dari KKKS lokal maupun asing, ada potensi pengurangan impor minyak mentah 200 ribu sampai 300 ribu bph.

Dengan harga ICP (Indonesia crude price) Juli 2018 USD 70,68 per barel, devisa yang dihemat sekitar USD 14,136 juta hingga USD 21,204 juta atau Rp 305,337 miliar per hari.

Selain itu, pembelian minyak KKKS tersebut membuat Pertamina bisa menghemat ongkos angkut daripada harus membeli minyak impor.

Pemerintah meminta PT Pertamina membeli seluruh lifting minyak produksi kontraktor kontrak kerja sama 200 ribu sampai 300 ribu barel per hari .

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News