Pertanian Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Kedua

Pertanian Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Kedua
Mentan Andi Amran Sulaiman meninjau fasilitas gudang penyimpanan bawang merah ?yang akan diekspor ke Thailand dari Brebes, Jawa Tengah, Jumat (18/8). Foto: Ken Girsang/jpnn.com

“Kita cuma di bawah Tiongkok yang 6,9 persen. Dengan kondisi ketidakpastian perekonomian global dan penurunan harga komoditas, hasil ini cukup bagus,” ucap Suhariyanto pada saat konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (7/8) pagi. 

Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q to q), pertanian menjadi sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,44 persen.

Peningkatan ini diperoleh dari naiknya produksi sejumlah komoditas tanaman perkebunan seperti kopi dan tebu serta dari hortikultura. 

Pertumbuhan di sektor pertanian ini tidak lepas dari berbagai program pemerintah guna mewujudkan swasembada sejumlah komoditas pertanian strategis dengan menetapkan visi Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045.

"Untuk beras, bawang merah, dan cabai, Indonesia sudah tidak impor sejak tahun lalu. Untuk jagung, hingga saat ini kami belum keluarkan rekomendasi impor, dan bahkan bawang merah, kami balikkan keadaan dengan mengekspor ke Thailand dan direncanakan juga untuk beberapa negara Asia Tenggara," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman seusai mengadakan rapat Rembuk Nasional 2017, Selasa (22//8) lalu.

Berdasarkan peta jalan lumbung pangan dunia, tahun ini Kementan menargetkan swasembada jagung.

Setelah itu, dilanjutkan tahun 2019 swasembada bawang putih dan gula konumsi. Untuk tahun 2020 komoditas yang ditargetkan swasembada adalah kedelai.

Tahun 2024 adalah gula industri, tahun 2026 daging sapi, dan pada tahun 2045 diharapkan Indonesia sudah menjadi Lumbung Pangan Dunia.

Kinerja ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2017 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 3.366,8 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News