Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina di KTT ASEAN Jajaki Kemitraan Sektor Mineral

Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina di KTT ASEAN Jajaki Kemitraan Sektor Mineral
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid dan Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr. Foto: dok ASEAN BAC

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina digelar di sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN 2023, di Jakarta, Rabu (6/9).

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina makin memperkuat kerja sama di sektor pertanian dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Selain itu, kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tersebut, kedua negara juga menjajaki kemitraan strategis di dua sektor mutakhir, yakni mineral dan nanopreneurship.

"Ini adalah dua bidang mutakhir yang sangat relevan bagi Indonesia dan Filipina," ujar Arsjad, dalam sambutan pada pembukaan Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina.

Menurut dia, Indonesia dan Filipina sama-sama memegang posisi penting di dunia global pasar mineral, terutama ekspor komoditas mineral yang digunakan dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik (Electronic Vehicle).

"Kami di Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Filipina pada sektor mineral bernilai tambah yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi kedua negara," kata Arsjad.

Disebutkan, terkait kerja sama pengembangan UMKM, Indonesia mengapresiasi kemitraan dengan Go Negosyo yang berhasil memajukan sektor UMKM pertanian di Filipina.

Hal ini mendorong Indonesia untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun jaringan baru dalam pemberdayaan pelaku UMKM di akar rumput sebagai landasan perekonomian nasional.

"Selain itu, kami menandatangani MoU tentang kerja sama pertanian dan Pengembangan UMKM dengan ASEAN BAC Filipina," kata Arsjad.

Pertumbuhan Inklusif

Pada kesempatan itu, Arsjad secara khusus mengajak seluruh stakeholder di kedua negara, termasuk pemimpin perusahaan untuk sama-sama memikul tanggung jawab menghasilkan lingkungan di mana pertumbuhan inklusif bagi semua pihak, dan kerja sama yang melampaui batas.

"Mari kita membangun persahabatan abadi yang dapat mengubah kehidupan sosial kita menjadi lebih baik. Mari kita memulai perjalanan ini, eksplorasi, kerja sama, dan kemajuan bersama," ujarnya.

Sementara, Ketua ASEAN-BAC Filipina, Jose Ma “Joey” Concepcion III, dalam sambutannya mengatakan ada tiga topik utama yang dibahas dalam Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina, yaitu Nanopreneurship, Pertanian, dan Pengembangan UMKM

Dia mengatakan Indonesia dan Filipina memiliki visi yang sama untuk transformasi kawasan yang sejahtera, yang dapat diwujudkan melalui kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertanian dan UMKM, baik transformasi digital, mineral, maupun nanopreneurship.

"Program pendampingan regional dapat memungkinkan pembelajaran kolaboratif dan mengumpulkan pengetahuan. Saling membantu pada saat dibutuhkan. Bersama-sama, kami bertujuan untuk mendapatkan banyak manfaat," kata Joey.

Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr  dalam kesempatan yang juga menyampaikan bahwa Filipina fokus memaksimalkan potensi perdagangan dan investasi.

“Filipina juga akan fokus pada produksi energi terbarukan dan tetap menjadikan pertanian sebagai prioritas nomor satu untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat,” kata dia.

Dia mengungkapkan salah satu rencana pengembangan sektor pertanian adalah dengan memberikan vaksin pada ternak untuk melawan penyakit, memastikan penyediaan pasokan, dan hilirisasi ke energi terbarukan.

Filipina, lanjutnya, sangat mendukung kemitraan dengan Indonesia dan juga ingin meningkatkan posisi di pasar global melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara ASEAN dan 5 negara mitra, yakni Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

"Kunci utamanya adalah selalu menjadikan masyarakat dan kegiatan ekonomi produktif agar mempunyai nilai investasi yang lebih besar. Kami optimis bahwa dengan memperkuat kemitraan regional dan mitra strategis, kita dapat mendukung pertumbuhan ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan yang juga berkembang secara global," kata Ferdinand.

Pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina membahas 3 topik, yaitu Nanopreneurship, Kemitraan ekonomi mineral bernilai tambah, dan pengembangan UMKM Pertanian. (flo/jpnn)

Indonesia dan Filipina sama-sama memegang posisi penting di dunia global pasar mineral dan ASEAN.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News