Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Baik, Bisnis Franchise Jadi Incaran

"Apalagi acara kami yang sudah jelas merupakan salah satu wadah ekosistem kebutuhan primer dari sandang, pangan dan papan yang akan terfasilitasi di FLEI XIX nanti. Tentu saja tidak kalah ramainya karena masyarakat juga dilandasi asas kebutuhan pengelolaan finansial yang lebih baik. Bisa dengan berwaralaba, berinvestasi atau mengembangkan bisnis pribadi dengan berbagai macam resources yang kami sediakan di sana," ujar Tri Rahardjo.
Dana Moneter Internasional (IMF) merilis World Economic Outlook memproyeksikan GDP Indonesia di 2023 diprediksi mengalami pertumbuhan 5 persen.
Menurut Tri, hal ini tentu membawa ketenangan di tengah kekhawatiran masyarakat luas tentang resesi 2023.
Diakuinya sebuah fakta bahwa ekonomi global saat ini tetap berada dalam keadaan yang serba tidak pasti, namun hal ini belum tentu berlaku bagi Indonesia.
"Sehingga kita tidak perlu terlalu khawatir karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara Top Tier GDP lainnya," terangnya.
Alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga adalah dengan menjaga konsumsi kebutuhan rumah tangga.
Di samping itu peran pemerintah dalam upaya memperkuat daya beli masyarakat tetap konsisten dilakukan melalui kebijakan fiskal berpihak demi melindungi masyarakat kelompok menengah bawah.
Dengan konsumsi rumah tangga yang tetap berjalan, maka efek perlambatan ekonomi dan resesi global akan sangat minim dampaknya ke Indonesia.
Pelaku UMKM tanah air bakal memamerkan produk unggulannya dalam ajang FLEI XIX yang akan berlangsung pada 18-20 November
- Synology Rilis Perangkat Penyimpanan Data Berperforma Tinggi, Cocok untuk Pelaku Usaha
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bank Raya Dukung Skolari Tumbuh dan Mengelola Keuangan Komunitas Lebih Baik
- Beri Pelatihan Digital Marketing, Sandiaga Uno Ingin Difabel Lebih Berdaya
- Perkuat Bisnis Digital, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 36,6 Triliun di Awal 2025