Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Lampaui Konvensional

Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Lampaui Konvensional
Ilustrasi Bank Syariah Mandiri. Foto: Kaltim Post/JPNN

Akibatnya, dominasi induk usaha pada unit usaha syariah (UUS) cukup besar. Untuk menjadi BUS, dibutuhkan lebih banyak modal yang disuntikkan kepada UUS.

Selain itu, masih banyak industri keuangan syariah yang bergantung pada bisnis induk sehingga hanya mengandalkan nasabah dari dalam grup usaha sendiri.

Berdasar hasil survei OJK pada 2016, tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk keuangan syariah masih rendah. Yaitu, 8,11 persen.

Tingkat literasi perbankan syariah tercatat 6,63 persen, asuransi syariah 2,51 persen, dan pasar modal syariah 0,02 persen.

Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni E.B. Subari menyatakan, industri perbankan syariah tahun lalu cukup tertekan, tetapi akhirnya berhasil keluar dari masalah.

’’Tahun lalu terjadi tekanan NPL (non-performing loan), tapi kami bisa konsolidasi dan menyelesaikan masalah itu. Tahun ini, secara industri, syariah juga akan mempunyai prospek yang lebih baik seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi,’’ tutur Toni. (rin/c14/fal)


Pertumbuhan industri keuangan syariah pada 2017 cukup tinggi, yakni mencapai 27 persen menjadi Rp 1.133,23 triliun.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News