Perusahaan Asing Manfaatkan Isu Kesehatan
Kamis, 19 Januari 2012 – 21:49 WIB
JAKARTA - Peneliti dan penulis buku Salamudin Daeng menilai, berbagai isu kesehatan sering kali menjadi salah satu alasan munculnya kebijakan pemerintah dan kampanye tentang bahaya rokok, mulai dari bahaya si perokok maupun untuk orang lain. Menurutnya, berbagai isu kesehatan sebenarnya hanyalah dalil dari keinginan beberapa perusahaan asing untuk dapat mengalihkan konsumen rokok (kretek) ke produk yang dikeluarkannya. Mereka menekankan pentingnya perlindungan terhadap industri nasional sebagai bagian dari penguatan ekonomi sehingga membawa pemerataan bagi rakyat Indonesia. "Potensi kemandirian ekonomi nasional ini sangatlah besar. Industri rokok kretek cukup mampu bertahan dari serangan rokok putih," kata Fuad Bawazier menambahkan.
Padahal kata dia, ada sisi lain yang ternyata cukup menarik dari persoalan tersebut, misalkan dari sudut pandang ekonomi dan politik. "Serangan dari modal asing inilah yang harus diwaspadai, karena kehadiranya jelas sangat memberikan kerugian dalam jangka panjang," kata Salamudin saat tampil dalam diskusi bertajuk "selamatkan kretek-selamatkan Indonesia" di Galeri Cipta 2 TIM, Jakarta, Kamis (19/1).
Baca Juga:
Turut hadir dalam diskusi yang digelar oleh Komunitas Kretek Jakarta yang bekerja sama dengan Megaria Center itu, Dekan di salah satu Fakultas Universitas Bung Karno Tamrin Lanori, mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier, dan anggota Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Simon.
Baca Juga:
JAKARTA - Peneliti dan penulis buku Salamudin Daeng menilai, berbagai isu kesehatan sering kali menjadi salah satu alasan munculnya kebijakan pemerintah
BERITA TERKAIT
- Tingkat Pengangguran di Sumsel Turun 3,97 Persen
- Gelar Sales Reward 2024, Modernland Ajak Para Pemasar Berprestasi ke Eropa
- Triwulan I 2024, Ekonomi Provinsi Sumsel Tumbuh Sebegini
- Sandi Ajak Pelaku Kreatif Daftar Program Unggulan Kemenparekraf
- Sejumlah Agen AMDK di Jakarta & Depok Kehabisan Stok Seusai Lebaran 2024
- Ditambah 956.227 Ton, Alokasi Pupuk Bersubsidi Jawa Timur jadi 1,9 Juta Ton