Perusahaan Rokok Besar Oligopolisasi, UMKM Kehilangan Pasar

Perusahaan Rokok Besar Oligopolisasi, UMKM Kehilangan Pasar
Ilustrasi rokok. Foto: Beky Subechi/Jawa Pos/JPNN

Dia menambahkan, jumlah pelaku usaha pengolahan tembakau sudah jauh berkurang.

“Pada tahun 2008 terdapat 4.000-an pelaku usaha, sedangkan saat ini berkisar antara 700-600,” ucapnya.

Kodrat menjelaskan, di industri tembakau ada kemitraan antara perusahaan besar dengan UMKM. UMKM sebagai subkontraktor bagi perusahaan besar.

“Kalau perusahaan besar melakukan oligopolisasi, praktis UMKM kehilangan pasar,” ungkapnya.

Kodrat menilai persaingan usaha di IHT saat ini bersifat kompetitif. Dia meminta Kementerian Keuangan untuk berhati-hati membuat PMK baru terkait kebijakan cukai serta mempertimbangkan dengan matang agar tidak bersinggungan atau melanggar undang-undang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

“Jangan sampai (PMK baru) mencederai banyak hal, termasuk kepentingan KPPU yang memastikan persaingan ini berjalan dengan baik,” tuturnya. (jos/jpnn)


Penyederhanaan layer cukai dan penggabungan batasan produksi sigaret keretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) dinilai bisa mengarah pada oligopolisasi pada industri hasil tembakau (IHT).


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News