Pesan Menyentuh dan Bijaksana dari Gus Jazil di Momen Hari Ibu

Ketua Ikatan Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta itu mengatakan semua orang, terutama para pemimpin, perlu memiliki dimensi keibuan dalam membangun.
"Artinya dimensi yang lebih lembut, yang mengayomi, peduli, memperhatikan semuanya," jelas Gus Jazil.
Gus Jazil mengajak masyarakat dan juga para pejabat negara serta pemimpin untuk mengedepankan dimensi keibuan dengan memberikan pengayoman dan kasih sayang.
"Namanya perhatian, ketulusan, saya pikir itu yang punya itu ada pada sosok ibu," katanya.
Menurut Gus Jazil, kenapa ibu disebut penyangga agama atau penyangga peradaban, karena yang menentukan suami menjadi baik, anak terdidik secara baik, itu juga sangat dipengaruhi oleh ibu.
"Jadi, peran sebagai pendamping suami dan penjaga anak-anak ini sangat penting, dan biasanya disebutnya ini peran domestik," ungkapnya.
Menurutnya, justru dengan peran domestik yang baik, karier seorang suami dan masa depan anak-anak akan lebih terjaga.
"Di situ peran pentingnya seorang ibu dalam konteksnya. Selain itu yang dalam kodratnya yang tidak bisa ditawar adalah melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak-anaknya," katanya.
Gus Jazil mengajak masyarakat dan juga para pejabat negara serta pemimpin untuk mengedepankan dimensi keibuan dengan memberikan pengayoman dan kasih sayang.
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan