Pesanggrahan Djoyoadhiningrat

Oleh Dahlan Iskan

Pesanggrahan Djoyoadhiningrat
Dahlan Iskan dan Goenadi Siswanto Djoyoadhiningrat, cucu RA Kartini. Foto: disway.id

jpnn.com - ANDA sudah tahu: saya ke makam RA Kartini. Kapan itu.

Saya hanya mengantarkan istri ke situ. Juga istri teman-teman istri saya. Sekalian menebus dosa: sudah ke berbagai penjuru dunia kok belum ke Ibu Kita Kartini.

Makam itu tidak seperti yang saya bayangkan: ternyata masih jauh dari kota Rembang. Hampir satu jam –di senja hari yang hujan tanggal 22 November lalu.

Baca Juga:

Mungkin saya tidak akan sampai ke makam itu kalau tidak dalam perjalanan dari Blora ke Rembang –menuju Pati. Di peta, letak makam itu masih sedikit lebih dekat ke kota Blora daripada ke Rembang. Memang begitu kenyataannya.

Posisi makam itu nyaman. Posisinya di sebelah kiri jalan raya dua arah Blora-Rembang. Agak masuk ke dalam –sedikit membukit. Jalan masuk itu dua lajur –yang ada taman di tengahnya.

Saya tinggalkan istri saya berlama-lama di makam itu. Saya tertarik pada satu rumah di jarak sekitar 100 meter dari makam.

Baca Juga:

Hanya ada jalan setapak menuju rumah itu. Melewati kebun jagung yang belum tinggi.

Suasana sepi. Senja. Tidak ada orang di kebun. Tidak ada suara orang di rumah itu.

Ia adalah cucu secara tidak langsung RA Kartini. Zaman itu poligami sangat lazim, sehingga ada istilah keturunan langsung dan tidak langsung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News