Pesawat Boediono Berputar 15 Menit Karena Terhalang Kabut Asap

Pesawat Boediono Berputar 15 Menit Karena Terhalang Kabut Asap
Pesawat Boediono Berputar 15 Menit Karena Terhalang Kabut Asap

PALEMBANG - Kabut asap kembali menyelimuti kota metropolis Palembang dari pagi hingga sore hari, Selasa (23/9). Meskipun tak sampai mengganggu aktivitas warga, namun kepekatan kabut asap membuat jarak pandang penerbangan sedikit terganggu.
    
Hal itu seperti dialami Pesawat TNI Angkatan Udara jenis Boeing 737-400 Skuadron 17, yang membawa Wakil Presiden Boediono dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sempat berputar beberapa menit sebelum mendarat di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, kemarin.  
     
"Tadi, sewaktu mau mendarat, kami berputar-putar cukup lama, 15 menit," kata Boediono saat membuka rapat mengenai kebakaran lahan dan hutan di Griya Agung, Palembang seperti yang dilansir Sumatera Ekspres (Grup JPNN.com), Rabu (24/9).

"Mencari celah, akhirnya ada juga. Selamat dan mendarat." lanjut Boediono.

Menurut Boediono, peristiwa yang dialaminya di pesawat menggarisbawahi rapat yang dipimpinnya. Setidaknya, masalah kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau beberapa hari terakhir penting untuk diinventarisasi dan dicarikan solusinya.    

"Tadi pagi saya melapor kepada Bapak Presiden melalui komunikasi telepon mengenai pertemuan kita. Beliau menyambut dengan baik dan berpesan agar nanti kesepakatan yang kita capai bisa kita laksanakan. Tetapi yang perlu dicatat adalah saya mengadakan rapat di sini bukan berarti Palembang yang paling parah titik apinya,"  ujar Boediono di hadapan peserta rapat.
    
Hadir dalam rapat soal kebakaran lahan dan hutan sekitar pukul 14.30 WIB itu,  antara lain Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Bhaltasar Kambuaya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif. Kemudian,  Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Kapolda Sumsel, Kapolda Riau, Kapolda Jambi, dan Kapolda Kalimantan Tengah.
     
Sebelumnya Pemprov Sumsel bersama BNPB telah melakukan pemadaman titik api di wilayah ini beberapa hari lalu. Pemadaman dilakukan karena kota Palembang menjadi tuan rumah ajang lomba MTQ Internasional. Pada Sabtu (19/9) sudah tak tampak titik api di wilayah Sumatera. Hotspot justru terlihat di wilayah Kalimantan Tengah.
    
Syamsul Mua'rif menegaskan, pihaknya telah melakukan usaha pemadaman terhadap lahan dan hutan yang terbakar di seluruh Indonesia, baik di Sumsel, Riau, Kalbar, dan sebagainya. " Ada posko di setiap provinsi dan menjadi pusat untuk pemberian bantuan. Kami juga lakukan pemadaman jangka pendek dengan mengefektifkan hujan buatan di beberapa provinsi," kata dia.
     
Menurut Syamsul, 50 persen lahan dan hutan di Indonesia yang terbakar belum bisa dipadamkan. Kendalanya, selain lokasi jauh juga ada kecendrungan di titik tersebut masih berpotensi ada api. "BNPB mengubah pola pemadaman kebakaran lahan dan hutan saat ini. Kita sediakan peralatan yang dibiayai daerah bekerjasama dengan Panglima TNI, dan ada uang yang disiapkan untuk itu. Total  yang dikucurkan sudah Rp328.663.955.670.
    
Ia merinci, untuk Sumbar Rp68,4 juta, Riau Rp275 miliar, Sumsel Rp12,2 miliar, Kalbar Rp3,3 miliar, Kalteng 37,7 miliar, dan posko polhut Rp15 juta. "Khusus akan ditambah lagi Rp15 miliar karena ada tambahan persoil dan alat.
     
BNPB menyediakan Heli Kamov dan Bolco untuk Riau, Heli MI8, Sir Korsky, dan Hercules untuk Sumsel. Lalu Kalbar dan Kalteng dengan Bolco, MI8 dan Air Tractor. Selain itu ada juga pemasangan ground mist generator (GMG)  di beberapa bandara seperti 6 unit di Sumsel, 6 unit di Palangkaraya, 6 unit Pontianak, dan 6 unit  Riau.

"GMG ini bukan karena ada kedatangan tamu even, tapi karena haji dan penerbangan umum. Kami juga melakukan hujan buatan dengan menggunakan TMC (teknik modifikasi cuaca) dari TNI AU yang awalnya didatangkan dari Palangkaraya dipindahkan ke Sumsel. Ini karena status Sumsel masih siaga darurat," beber Syamsul.
    
BNPB menargetkan penyelesaian pemadaman kebakaran lahan dan hutan hingga 10 hari usai memasuki bulan Oktober. "Karena diprediksi pada tanggal itu akan ada gerimis-gerimis kecil," imbuhnya. (wia/jpnn)


PALEMBANG - Kabut asap kembali menyelimuti kota metropolis Palembang dari pagi hingga sore hari, Selasa (23/9). Meskipun tak sampai mengganggu aktivitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News