Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan

"Di situ saya malah bisa bekerja selama lima hari, walau pada waktu pertama kali datang manajer kapal bingung karena tidak merasa memerlukan tenaga," kata Marcel kepada ABC Indonesia.
"Saya berterima kasih kepada teman-teman dan manajer kapal udang tersebut, karena itu [jadi] pekerjaan pertama saya."
"Saya juga sempat ajak beberapa teman WHV yang belum dapat kerja untuk kerja menjadi unloader di kapal penangkap udang untuk menyambung hidup selagi mencari pekerjaan lain," kata Marcel, yang ketika itu hampir tiga minggu tanpa pekerjaan.
Ia tetap optimistis akan bisa mendapatkan pekerjaan di Darwin, meski tidak sesuai dengan harapannya sebelum datang ke Darwin,.
"Ternyata ekspektasi tidak seindah realitas," kata Marcel.
"Sebelumnya saya dapat info [dari] saudara saya yang WHV juga, bahwa tahun lalu di Darwin cukup ramai dan kerjaan lebih mudah didapatkan apalagi kalau sudah memasuki musim kemarau seperti sekarang.
"Tetapi ternyata berbeda, lebih berat saat ini mencari kerja," kata lulusan Universitas Widaya Mandala Surabaya tersebut.
Mencari akomodasi tidaklah mudah
Mel Schoonens adalah salah seorang warga asal Indonesia yang sekarang menetap di Dawin dan mencoba membantu mahasiswa dan peserta WHV asal Indonesia di Kawasan Australia Utara.
Mencari kerja di sejumlah daerah di Australia menjadi tidak mudah, karena persaingan yang meningkat akibat pekerja asing yang membanjiri sejumlah industri Inilah pengalaman anak-anak muda yang sedang berlibur sambil kerja di Australia
- Bank Mandiri dan KJRI Penang Gelar Mandiri Sahabatku untuk Memacu Kewirausahaan PMI
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya