Petambak Garam Kaya Mendadak, Sekali Panen Bisa Raup Rp 300 Juta

Petambak Garam Kaya Mendadak, Sekali Panen Bisa Raup Rp 300 Juta
Petambak sedang mempersiapkan garam untuk dikirim ke pembeli. Foto: SAKINAH/FAJAR

Sehingga menyebabkan garam tersebut menjadi kotor. Tidak hanya itu, timbangan ukuran garam pun terbilang sangat hati-hati, hingga memerlukan pengawasan dari pekerja lain.

Jangan sampai terjadi kesalahan saat pengukuran garam tersebut. Haji Jala sudah puluhan tahun menekuni pekerjaan sebagai petambak garam.

Jika musim hujan, dia lebih memilih menggarap lahannya dengan usaha tambak ikan ataupun udang. Namun, jika musim kemarau tiba, dia kemudian menjadikan lahannya sebagai tambak garam.

Menurutnya, puluhan petambak lain pun melakukan hal serupa jika memasuki musim kemarau. Mereka berbondong-bondong membuka lahan baru untuk garam.

"Di sini, kita petambak ikan sekaligus tambak garam. Karena kalau musim hujan kita tidak bisa garap garam. Makanya kita jadikan lahan tambak ikan atau udang. Kalau cuaca sudah mendukung kita garap garam lagi," ungkapnya.

Tidak tanggung-tanggung keuntungannya saat panen kali ini mencapai Rp 300 juta untuk 3.000 karung (sak) yang berhasil terjual. Hanya dalam waktu satu bulan saja.

"Barusan selama buat garam bisa dapat panen sampai ratusan juta. Padahal dulu, kita hanya bisa dapat Rp 20 sampai Rp 30 juta setiap tahunnya. Sekarang, baru satu bulan, Alhamdulillah, sudah bisa dipakai untuk daftar haji," jelasnya.

Mata Haji Jala berkaca-kaca saat mengingat perjuanganya mengolah garam di tambaknya.

Sudah beberapa pekan harga garam melambung tinggi. Para petambak mendapatkan keuntungan besar. Mereka mendadak kaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News