Petani Food Estate: Kami Betul-betul Dikawal Teman-teman dari Kementan

Jhon menilai bila ada perbedaan pertumbuhan wajar, karena kembali lagi ke petani yang menggarap.
“Jika tumbuh dengan baik, berarti terawat dengan bagus. Jika belum bagus berarti perawatannya perlu ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Ia mengatakan pada dasarnya bibit yang diterima memang bagus.
“Jadi ya bagaimana perawatannya. Wajar juga karena kami di sini baru pertama kali tanam, pun arealnya sangat luas. Masih perlu belajar,” lanjutnya.
Jhon juga mengingatkan bahwa hasil yang diterima bukan daun melainkan umbi yang hendak dipanen.
“Perlu diperhatikan juga, kami ini memanen umbinya. Bukan daunnya. Jadi jangan fokus dengan daun bawang yang harus besar atau kecil ukurannya. Berukuran kecil pun tetap ada umbinya. Kami ini fokus dengan pertumbuhan umbinya. Panen sebesar apa pun, hasilnya jelas ada,” ujar Jhon semangat.
Petani muda berusia 30 tahun, Charles Sinaga mengaku perkembangan pertanaman miliknya luar biasa.
Pembukaan lahan pertanian yang tadinya hanya terdiri dari semak belukar dan kini tampak hijau mata memandang adalah berkat program Food Estate yang didorong oleh Presiden Joko Widodo.
Salah satu kunci keberhasilan program Food Estate ada pada kegigihan para petani yang berjuang bersama tim baik dari Kementerian Pertanian, pemerintah daerah maupun pihak lain.
- KPK Periksa Direktur PT Waruwu Yulia Lauruc Terkait Kasus Pengadaan Karet di Kementan
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia