Petani Gembira, Harga Sawit Mulai Normal, Biaya Produksi Terpenuhi

Petani Gembira, Harga Sawit Mulai Normal, Biaya Produksi Terpenuhi
Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mulai naik dari Rp 500 menjadi Rp 800 per kilogram di wilayah Pulau Simeulue, Provinsi Aceh. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BANDA ACEH - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mulai naik dari Rp 500 menjadi Rp 800 per kilogram di wilayah Pulau Simeulue, Provinsi Aceh.

"Kenaikan harga TBS sawit di tingkap agen pengumpul ini sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Kini, harga TBS sawit Rp 800 per kilogram dari sebelumnya Rp 500 per kilogram," kata Jupri (46), petani sawit di Simeulue, seperti dikutip dari Antara, Senin (1/8).

Menurut Jupri, kenaikan harga TBS sawit tersebut membuat petani kembali bergairah. Sebab, sebelumnya petani sempat lesu dengan harga Rp 500 per kilogram.

"Dengan harga tersebut tidak bisa menutupi biaya perawatan, pupuk, maupun upah pekerja untuk panen," ungkapnya.

Jupri mengharapkan harga TBS sawit tersebut terus bergerak naik agar petani bisa menikmati hasil perkebunan serta perekonomian pulih akibat pandemi COVID-19 dan kesejahteraan petani meningkat.

"Kami juga berharap harga TBS sawit bisa kembali ke harga Rp 2.700 per kilogram," kata Jupri menyebutkan.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue Hasrat Abubakar mengatakan pihaknya terus memotivasi petani untuk tetap merawat tanaman sawit di tengah anjloknya harga TBS sawit.

"Anjloknya harga tidak hanya terjadi di Kabupaten Simeulue, tetapi juga hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kami yakin harga kembali normal, menyusul sudah dibukanya kembali ekspor minyak sawit mentah atau CPO," kata Hasrat Abubakar.

Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mulai naik dari Rp 500 menjadi Rp 800 per kilogram di wilayah Pulau Simeulue, Provinsi Aceh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News