Petani Rugi Rp200 Miliar

Kemarau, 10 Ribu Hektare Tanaman Padi Gagal Panen

Petani Rugi Rp200 Miliar
Petani Rugi Rp200 Miliar
Dijelaskan, total kerugian itu terhitung dari bulan Juli, Agustus, hingga September atau selama tiga bulan terakhir dimana sedang puncak-puncaknya musim kering. Diprediksikan, pada minggu ketika bulan Oktober ini hujan akan turun. Makanya, agar tidak terjadi dampak kekeringan jilid kedua pada tahun depan, pihaknya meminta kepada para petani untuk segera mempercepat masa tanam sehingga musim tanam kedua pada tahun 2013 bisa terhidar dari musim kering.

“Segera percepat masa tanam,” jelasnya. Ia juga berharap agar pembangunan Waduk Jatigede segera selesai agar wilayah barat dan utara bisa tersuplai air ketika memasuki musim kering. “Itu harapan satu-satunya sumber air,” ucapnya.

Sementara anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari Komisi II Hj Yuningsih SAg mengatakan, percepat masa tanam padi harus terus disosialisasikan kepada para petani. Saat ini pihaknya juga melakukan pengkajian tentang pembuatan sumur-sumur pantek yang bisa membantu para petani apabila kesulitan air irigasi. Kajian ini harus dilakukan agar pembuatan sumur pantek tidak asal-asalan, tapi bermanfaatkan bagi masyarakat. “Misalnya, sawah yang jauh dari jangkauan saluran irigasi primer, sekunder atau tersier harus diberikan sumur pantek,” paparnya.

Kemudian, normalisasi sungai dan waduk terus diupayakan dengan pihak terkait seperti Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Dinas PSDAP Provinsi Jawa Barat, bahkan hingga pusat. Karena keberadaan waduk saat ini sudah dangkal sehingga saat musim kering sudah tak mampu menampung air. “Karena anggaran APBD kita tidak cukup kita selalu berupaya meminta provinsi Jawa Barat membantu kita,” terang politisi PKB ini.

CIREBON– Kemarau panjang tahun ini "menghajar" petani. Di Kabupaten Cirebon misalnya, kerugian materi akibat kekeringan mencapai Rp200 miliar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News