Petani Rumput Laut Rugi Rp90 Miliar

Pencemaran Minyak Mentah di Laut Timor

Petani Rumput Laut Rugi Rp90 Miliar
Petani Rumput Laut Rugi Rp90 Miliar
BAA- Ketua DPRD Provinsi NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengatakan pencemaran minyak di Laut Timor akibat meledaknya sumur minya dan gas Montara di Blok Atlas Barat pada 21 Agustus 2009 lalu membuat sengsara petani rumput laut NTT. Sebab, pencemaran tersebut menyababkan petani rumput laut yang biasanya berproduksi 7000 ton pertahun, kehilangan asetnya mencapai 6000 ton, karena yang bisa dipanen hanya 1000 ton.

"Masyarakat Rote Ndao sudah dirugikan besar-besaran oleh perusahaan minyak. Setahunnya petani rumput laut dapat panen rumput laut sebanyak 7000 ton. Sekarang petani cuma panen 1000 ton rumput laut. Jika di kalkulasikan dengan nilai mata uang Indonesia Rp 15.000/kg rumput laut maka kerugian masyarakat Rote Ndao mencapai  Rp90 miliar lebih," terang Ibrahim Agustinus Medah.

Ibrahim Agustinus Medah menambahkan, para petani rumput laun menjadi kehilangan mata pencahariannya untuk menghidupi keluarga mereka. Padahal, rumput laut merupakan komoditas unggulan bagi NTT. "Kami akan mengirim surat kepada pemerintah pusat untuk memperhatikan petani rumput laut. Kami juga meminta pemerintah untuk menekan Australia untuk mengganti kerugian petani kita," kata Ibrahim lagi.

Ditambahkan, pencemaran laut tersebut tidak hanya menghancurkan hasil rumput laut. Lebih dari itu, kata dia lagi, berdampak pada ekologi laut termasuk biota-biota laut yang merupakan  hilangnya  nutrisi makanan ikan-ikan seperti rusaknya terumbu karang dan eksostim laut.

BAA- Ketua DPRD Provinsi NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengatakan pencemaran minyak di Laut Timor akibat meledaknya sumur minya dan gas Montara di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News