Petugas Penyuplai Air Bersih Sudah Biasa Hadapi Emosi Warga

Petugas Penyuplai Air Bersih Sudah Biasa Hadapi Emosi Warga
Petugas BPBD Trenggalek tengah mengisi tandon di Desa Jati Prahu, Kecamatan Karangan, kemarin (4/9). Foto: AGUS MUHAIMIN/RADAR TRENGGALEK

Setidaknya dua buah armada mobil dan dua personil dikerahkan untuk aktivitas tersebut. Berbeda ketika dampak kekeringan telah melanda sebagian besar daerah di Trenggalek.

“Oalaah wes entek, mbalik maneh to mas (Oalaah udah habis, kembali lagi to mas)?” kenang Kukuh Sasmito, seorang petugas menirukan ujar kekecewaan warga saat tangki penuh air yang dibawanya telah habis terdistribusikan.

Dengan berat hati dia pun harus menjawab bahwa nanti petugas pembawa air bersih tersebut akan kembali.

Meskipun nyatanya hal itu sebagai lips service, untuk menenangkan warga yang belum kebagian air.

“Hari sudah menjelang malam, lokasinya pun jauh di daerah pedalaman Kecamatan Panggul sana. Dan tidak memungkinkan petugas untuk mengirim air lagi,” jelas dia.

Salah satu musim kering terparah terjadi pada 2015 lalu. Sejumlah daerah Panggul harus mendapatkan penanganan lebih dibandingkan daerah lain.

Pasalnya, lokasi yang perbukitan dan akses cukup sulit turut menjadi kendala saat proses distribusi air bersih. Seperti di Desa Ngrencak, Kecamatan Panggul.

Di lokasi ini sebenarnya terdapat sumur umum yang biasanya digunakan masyarakat sekitar untuk mencukupi kebutuhan air bersih.

Petugas penyuplai air bersih harus kerja keras di musim kemarau seperti saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News