Pianis Mancanegara Dominasi Kejuaraan Piano di Batam

Pianis Mancanegara Dominasi Kejuaraan Piano di Batam
Kejuaraan Piano Internasional. ILUSTRASI. Foto: Sumut Express/JPNN.com

Peserta dari mancanegara sudah akan datang pada hari Jumat, 20 Oktober untuk melakukan daftar Ulang. Seperti biasanya peserta tidak datang sendiri, melainkan dengan para suporternya antara lain orangtua, kakek nenek, guru atau keluarga untuk memberi dukungan.

Mereka tidak hanya datang berkompetisi di Batam, tetapi sekaligus berlibur menikmati Batam dan kulinernya. Dan untuk peserta dari Singapore mendapatkan tiket Ferry Promo (PP) kerjasama dengan Swiss Bel Hotel, sebesar 32 dolar Sin.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty menjelaskan musik adalah cultural activities yang bersifat universal. Terlebih musik klasik, yang sudah eksis di Eropa berabad-abad silam, dan sudah menjadi gaya hidup kelas atas. “Karena itu musik bisa menjadi alat promosi yang efektif,” kata Esthy.

Musik klasik juga bisa menjadi alat komunikasi non verbal, yang mengkoneksi banyak budaya di dunia. Dengan partitur yang sama, dengan alat yang sama, dengan komposer yang sama, semua bangsa bisa merasakan sensasi yang sama. “Yang beda adalah suasananya, main di Eropa, Asia, dan Indonesia, yang membedakan adalah atmosfernya,” ungkap Esthy.

Berpiano di Indonesia, bisa sekaligus menikmati alam dan budaya yang khas. Dambil berwisata, melihat pantai, gunung, bawah laut dan kuliner Batam yang enak-enak. “Biasanya, kompetisi piano itu supporternya adalah keluarga dekat, dan kompetisi ini bisa jadi alasan untuk berlibur keluarga,” ungkap dia.

Menpar Arief Yahya selalu berasumsi bahwa wisman yang masuk ke Indonesia itu lengkap. Semua level ekonomi digarap secara simultan. Ada event untuk level tertentu, seperti Golf, yachting, diving, dan piano ini. Ada juga crossborder yang disajikan atraksi musik pop seperti Slank, Wali, di Atambua maupun di wilayah perbatasan yang lain.

“Jadi jangan didikotomi kelas atas dan bawah, semua digarap berdasarkan target market. Saya paham, revenue itu dihitung dengan ARPU, average revenue per user, itu beda-beda. Belum tentu yang spendingnya kecil itu, menghasilkan profit margin yang kecil juga, kalau jumlahnya banyak, ujungnya juga menghasilkan benefit yang besar,” ungkap Menpar Arief.

Piano itu seperti kalau di telecommunication adalah pelanggan premium, biasanya corporate. Jumlahnya kecil, tapi spendingnya besar. Beda dengan pelanggan umum, yang belanjanya kecil, tapi jumlahnya besar. “Dua-duanya digarap secara bersama-sama,” ungkap Arief Yahya.(adv/jpnn)


Crossborder Batam, Kepulauan Riau digelar Batam International Open Piano Competition 2017 pada tanggal 21-22 Oktober 2017.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News