Pilihan Politik Pengaruhi Perilaku Bermedsos Netizen Indonesia

Pilihan Politik Pengaruhi Perilaku Bermedsos Netizen Indonesia
Pilihan Politik Pengaruhi Perilaku Bermedsos Netizen Indonesia

"Fenomena Dildo menarik untuk mencairkan ketegangan politik dan teguran bagi para kontestan politik untuk berpolitik dengan cerdas dan tidak memainkan sentimen kebencian," sebutnya kepada ABC (7/1/2019).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan kemunculan DILDO bisa saja berdampak positif.

"Bagi swing voter, fenomena dildo bisa membawa pemilih swing voter untuk mengerem sentimen kebencian dan kembali berpikir sehat dan kritis dalam partisipasi di Pilpres."

Analisa senada juga disampaikan Wahyudi Akmaliah, peneliti bidang sosial-budaya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Wahyudi, kehadiran Dildo setidaknya menimbulkan perenungan bahwa ada yang salah dalam cara berkampanye dari partai politik Indonesia.

"Tujuannya persis mengembalikan nalar publik kita dengan cara guyonan, yaitu memporak-pondakan sampai dasar mengenai kebodohan, kenakalan, sekaligus kegetiran isu politik di tengah dinamika politik yang membuat kita pengap," tuturnya kepada ABC.

Ia menjelaskan, pola kemunculan pasangan DILDO sama dengan buzzer (penggaung) anonim, meski memiliki tujuan yang berbeda.

"Kalau buzzer anonim untuk menjatuhkan lawan politik dan menguatkan posisi calon yang didukung. Namun, kalau DILDO justru mentertawai dunia politik dengan menggunakan materi guyonan yang berkembang di masyarakat dan aktivitas meme online."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News