Pilkada Medan: Pertarungan Lokal, Rasa Nasional

Dia mengaku tidak berpartai. Ditanya soal Pilkada Medan, Tengku Bobby juga merahasiakan pilihannya.
“Pokoknya aku pilih putra Medan tulen, yang berpengalaman dan sanggup mengamankan warga Medan,” tuturnya.
Lain halnya dengan Muliatik (43). Ia tidak terlalu mengikuti perkembangan soal politik.
“Apalah politik-politik itu. Yang penting buat semua stabil, aman, Medan tambah cantik, nggak banyak sampah dan begal-begal juga diberantas,” kata Ibu yang sudah belasan tahun tinggal di Medan, mengikuti suaminya.
Anak-anaknya lahir dan besar di sini. Sepintas ia mendengar tentang kedatangan AHY dari obrolan di pasar dan arisan. Bu ini mengingat AHY sebagai anak SBY.
Ia ingat karena saat pemerintahan SBY, suaminya naik gaji hampir setiap tahun. Ibu ini juga tidak terlalu ambil pusing soal Pilkada.
“Buat aku, yang penting harus bisa bikin kota Medan jadi cantik, maju, sejahtera, dan lebih berkawan lah. Ini kota kita semua,” kata Muliatik menutup percakapan.
Dalam minggu-minggu terakhir kampanye Pilkada Medan, kedua paslon gigih memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan untuk merebut hati warga Medan.
Pertarungan antara pasangan dua putra Medan melawan menantu Presiden yang menggandeng pengusaha muda, tak pelak melambungkan Pilkada Medan ke panggung nasional.
- Demokrat Laporkan Ketua Pengadilan Tinggi Sulut ke MA dan Kejagung, Ada Apa?
- Paslon Cecep - Asep Memenangi PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
- Hari Kartini; Annisa Pohan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi
- SCL Taktika Paparkan Hasil Quick Count Aulia-Rendi
- Kantor KPU Buru Sengaja Dibakar, Motif Pelaku Tak Disangka
- Demokrat: 5 Pansus Baru Penting untuk Atasi Masalah Krusial Jakarta