Resensi Buku

Pimpinan Tentara Monggol yang Menyerbu Jawa Berhutang Nyawa pada Marco Polo

Pimpinan Tentara Monggol yang Menyerbu Jawa Berhutang Nyawa pada Marco Polo
Buku catatan harian Marco Polo yang ditutur ulang Diah Ansorie. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.

Dan kami pun dibawa menghadap pimpinan mereka. Kata Paman Maffeo, selain Raja Persia, di wilayah ini juga ada pimpinan orang Tartar (Monggol).

Namanya Borghai. Saudara Kaisar Khubilai. Borghai dan anak buahnya masih suka berkelana. Mengembara berpindah-pindah tempat.

Ayah dan Paman Maffeo memberi Borghai bermacam hadiah. Sebagai balasan, kami dijamu tinggal di kemah-kemah mereka beberapa hari.

Meski senantiasa menyandang panah, bahkan saat tidur, mereka ramah dan bersahabat. Sungguh menyenangkan. Anggapan orang Barat tentang orang Timur selama ini ternyata salah.

Suatu hari kulihat seorang pemuda Tartar disiksa algojo. Aku tak tega. Segera kutemui Borghai, pemimpin orang Tartar yang perkasa.

Pemuda itu Petroyin. Dihukum karena mencuri panah. Bagi orang Tartar, itu perbuatan hina. Sebab, panah adalah nyawa mereka.

Kata Borghai, pencuri harus dipukul sampai mati. Kecuali kalau dia mau membayar sepuluh keping uang emas.

“Jika demikian, saya akan menebus Petroyin,” kataku sambil membayar sepuluh keping uang emas.

MARCO POLO petualang legendaris Abad Pertengahan. Ia berada di tengah ribuan tentara Monggol yang hendak menyerbu Jawa. Satu di antara pimpinan pasukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News