Pindah Agama dan Ganti Nama Ungkap Dugaan Benih Radikalisme di Sikka

Oleh: Petrus Selestinus - Koordinator TPDI dan Advokat PERADI

Pindah Agama dan Ganti Nama Ungkap Dugaan Benih Radikalisme di Sikka
Petrus Selestinus. Foto: Dok. JPNN.com

Orang Sikka bukan anti-Islam bahkan sangat toleran terhadap Islam sebagai sesama Saudara dalam Bhinneka Tunggal Ika. Karena itu cara mengganti keyakinan dan nama San atau siapa pun dia, tidak boleh mengabaikan budaya Sikka. Apalagi dilakukan dengan cara seperti pencuri mengambil barang milik orang lain secara tanpa hak, karena cara demikian akan merusak pola toleransi antara umat beragama di Sikka yang sudah terbangun ratusan tahun.

Kita semua berkepentingan dengan toleransi antar umat beragama dimanapun, termasuk toleran terhadap soal pindah agama dan ganti nama, tetapi kita tidak sependapat dan menolak keras cara-cara sekelompok orang dengan hidden agenda, merekrut San pindah agama dan ganti nama sebagai modus untuk kebutuhan dalam aktivitas lain di luar persoalan kerukunan beragama dengan modus pindah agama dan ganti nama secara tidak wajar.

Karena itu, masyarakat Sikka harus awasi dan pantau terus aktivitas oknum-oknum tertentu di Kampus IKIP Muhammadyah, UNIPA dan Masjid Darussalam, sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam menjaga NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Di samping tetap menuntut pertanggungjawaban mereka, karena proses pindah agama dan ganti nama San dilakukan tanpa menghormati hak-hak orang tua San dan kultur masyarakat Sikka.*** 

Sesungguhnya persoalan ganti nama dan pindah agama dalam kultur Sikka senantiasa dilalui dengan proses adat dan dilakukan secara terbuka dengan tetap saling menghormati satu dengan yang lain.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News