Pisang Kultivar Unggul INA-03, Adaptif dan Tahan Penyakit

Pisang Kultivar Unggul INA-03, Adaptif dan Tahan Penyakit
Perbandingan pisang kultivar INA03 dan ketan01. Foto: Humas Balitbangtan

"Kultivar ini juga memiliki kandungan kalsium 6,18 – 6,98 miligram per 100 gram," jelas Edison.

Edison menambahkan, kelebihan lain dari pisang kultivar ini adalah toleran terhadap penyakit layu fusarium dan penyakit darah. Layu fusarium dan penyakit darah adalah penyakit yang paling banyak menyerang tanaman pisang.

Penyakit layu fusarium menyerang tanaman dari akar, batang, daunnya layu dan seringnya tanaman mati sebelum berbuah. Penyakit darah awalnya menyerang dari bunga/jantung kemudian daging buah menjadi busuk meskipun masih tampak bagus dari liuar.

Kedua penyakit tersebut ditandai dengan daunnya yang menguning dan layu.

"Ketahanan atas kedua penyakit ini diharapkan bisa mengurangi potensi kerugian bagi petani tanaman pisang," lanjutnya.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong konsumsi buah dalam negeri seperti pisang. Menurutnya, Indonesia kaya akan buah lokal dan masyarakat harus bangga dengan itu.

“Indonesia dan kejayaan aneka buah dan sayuran itu tidak kalah bagus dari produk dunia. Justru buah kita dari Sabang sampai Merauke menjadi kekuatan besar yang kita miliki,” ucapnya.

Mentan juga menekankan pentingnya sinergi mulai dari perbenihan hingga pasca-panen dalam menunjang kegiatan usaha tani.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), menghasilkan berbagai pisang kultivar unggul, Kepok Tanjung dan INA-03. Keduanya disebut memiliki sifat toleran terhadap p

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News