Pisang Tak Laku, Ibu Ini Begadang Sampai Malam
Hidup sebatang kara, Anak meninggal, suami pergi
Senin, 26 September 2016 – 10:35 WIB
“Kadang bisa laku habis terjual semua selama dua hari, kadang juga tidak,” tuturnya.
Tak banyak yang diharapkan Inaq Asiah. Ia hanya ingin mendapatkan sedikit kebahagian di masa tuanya. Terlebih lagi dia hidup sebatang kara. Ia berharap ada seseorang yang dapat meringankan beban hidupnya. Membantunya melewati masa sulit di penghujung usia.
Meski menanggung beban yang berat untuk bertahan hidup di kota besar, Inaq Asiah tak pernah pesimis. Ia selalu yakin akan rencana tuhan di hidupnya.
“Semua sudah takdir dan harus diterima. Tidak boleh menyerah sebelum berjuang,” pungkasnya.(JPG/*/r3/fri/jpnn)
Hidup di kota besar tidaklah mudah. Untuk bertahan butuh perjuangan keras dan kegigihan. Terlebih lagi bagi seorang wanita tua seperti Inaq Asiah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri