PJI-PBHI Kecam Tim SBY-Boediono

Soal Kekerasan Terhadap Jurnalis

PJI-PBHI Kecam Tim SBY-Boediono
PJI-PBHI Kecam Tim SBY-Boediono
JAKARTA -- Tindak kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini pelakunya adalah tim sukses SBY-Boediono terhadap jurnalis Harian Sinar Harapan. Ironisnya, tindakan tersebut dilakukan tim SBY-Boediono terhadap Odeodata Hermina Julia Vanduck saat meliput kampanye cawapres Boediono di Trade Centre Papua, Jayapura, Jumat 26 Juni. "Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan. Stop kekerasan terhadap jurnalis," kecam Ketua Umum Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Ismed Hasan Putro, Jumat (26/6).

Menurut Ismed, semua pihak harus menyadari bahwa tugas jurnalistik tidak boleh dihalang-halangi dengan alasan apa pun. Apalagi pencegahan itu dilakukan dengan disertai tindak kekerasan. "Kekerasan dengan menendang sampai pingsan, sangat keterlaluan. Apalagi, jurnalis yang menjadi korban penganiayaan adalah seorang perempuan. Ini merupakan tindakan yang keji," katanya. Oleh karena itu, kata dia, sepatutnya aparat hukum mengambil tindakan tegas. Dan, menghukum sesuai perundang-undangan yang berlaku, terhadap pelaku kekerasan, Rudolf. Tanpa harus terhalangi, hanya karena yang melakukan adalah anggota Tim Sukses SBY-Boediono.

Posisi Tim Sukses, kata Ismed, tidak boleh menjadi alasan untuk tidak menindak pelaku. Kepolisian sebagai penegak hukum harus profesional dan bertindak berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Jika pun telah ada permintaan maaf, tidak berarti proses hukum terhdap perilaku kekerasan itu, dihentikan. Kejadian tersebut sangat disayangkan. Apalagi, baru sehari setelah SBY memberi pernyataan soal kecaman atas tindakan kriminalisasi pers yang dilakukan Mantan Kapolda Sulsel Irjen Pol Sisno Adiwinoto terhadap Wartawan Makassar, Jufriadi.

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) juga sangat menyayangkan tindakan kekerasan tersebut. "Itu sudah perilaku menyimpang dan sangat tidak menghargai profesi jurnalis," kata Ketua Umum PBHI, Syamsuddin Radjab. Menurut dia, potensi kekerasan terhadap aparat bukan hanya bisa dilakukan aparat. Tapi juga oleh kekuatan kelompok kepentingan, termasuk kepentingan politik. Hal itu, kata Syamsuddin Radjab, juga bisa mendidik masyarakat untuk fanatis individual yang berlebihan. Seolah-olah figur capres itu hanya miliknya.

JAKARTA -- Tindak kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini pelakunya adalah tim sukses SBY-Boediono terhadap jurnalis Harian Sinar Harapan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News