PKH Ubah Perilaku Masyarakat di Bidang Kesehatan dan Pendidikan

PKH Ubah Perilaku Masyarakat di Bidang Kesehatan dan Pendidikan
Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita pada temu media di Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Senin (15/4). Foto: Istimewa

Di bidang pendidikan, sebanyak 78 persen anak-anak KPM PKH hadir di sekolah secara reguler dan sepuluh persen anak-anak KPM PKH meraih prestasi di bidang akademik (5 persen), olahraga (4 persen), dan seni budaya (1 persen).

"Jadi, partisipasinya sangat tinggi walaupun syarat yang kami syaratkan hanya 84 persen partisipasi setiap tahun. Anak mereka itu harus sekolah. Jadi kalau mereka tidak sekolah lebih dari 14 persen atau 16 persen mereka dapat sanksi," jelas Agus.

Dari sisi pendampingan, sebanyak 79 persen KPM PKH telah mendapatkan sesi pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) secara regular setiap bulannya.

Dampak bansos pada pengeluaran bulanan keluarga menunjukkan total pengeluaran bulanan KPM PKH 3,8 persen lebih tinggi dari non-KPM PKH.

Pengeluaran bulanan non-makanan KPM PKH cenderung lebih tinggi 11,8 persen dari non-KPM PKH.

"Hal ini menunjukkan bahwa program PKH secara tidak langsung membantu meningkatkan pendapatan KPM yang tercermin dari tingkat pengeluaran rumah tangga," kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat.

Demikian pula dengan lansia yang menerima PKH 8,8 persen lebih mungkin datang ke fasilitas kesehatan daripada non penerimaan manfaat.

Survei independren ini dilakukan oleh Microsave Consulting Indonesia dalam kerangka kerja sama antara Kementerian Sosial RI dan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan lnke Maris & Associates (IMA).

Program Keluarga Harapan (PKH) mendorong perubahan perilaku keluarga penerima manfaat (KPM) di bidang kesehatan dan pendidikan dibanding pihak yang tidak menerima.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News