PKP-BERDIKARI: NU Sudah Lama Merintis Poros Indonesia-Afrika

PKP-BERDIKARI: NU Sudah Lama Merintis Poros Indonesia-Afrika
Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj dan Sekjen Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKP-BERDIKARI), Osmar Tanjung. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Setelah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyerukan poros perdagangan Indonesia-Afrika, kini komunitas profesional kembali memperkuat hubungan Indonesia-Afrika agar semakin berdampak luas terhadap urusan kemaslahatan umat dan kesejahteraan rakyat.

Sekjen Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKP-BERDIKARI), Osmar Tanjung mengingatkan bahwa jauh sebelum Republik Indonesia berdiri, Nahdlatul Ulama (NU) sudah lebih awal membangun hubungan dengan Afrika dan Timur Tengah.

“Tentu, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang sejak awal membangun hubungan dalam khazanah Islam. Banyak Ulama Indonesia yang belajar kepada Syech di Afrika. Begitu pula sebaliknya,” papar Osmar dalam keterangan persnya, Kamis (4/10).

Pernyataan itu memang berkaitan dengan kedekatan Prof. KH. Said Aqil Siroj dengan Grand Syekh al-Azhar Mesir Ahmad Muhamed al-Tayeb. Dalam pertemuan pada Maret lalu, Kiai Said mengedepankan pembangunan Islam yang damai atau biasa dikenal dengan "Islam Nusantara" .

“Sebagai negara dengan mayoritas Islam Sunni, Indonesia disudutkan oleh kelompok Liberal dan Radikal. Dua kelompok ini terus berupaya menyudutkan penganut Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang mengutamakan moderat (tawasuth), keseimbangan (tawazun), dan toleransi (tasamuh),” imbuh Kiai Said beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Osmar Tanjung yang masih berada di Mesir memaparkan bahwa agenda di Mesir mengemban dua tugas sekaligus yakni menjalankan perintah Presiden untuk meningkatkan ekspor, terutama produksi dari Perusahaaan Negara (BUMN) dan juga meneruskan amanah para Ulama NU dengan Afrika, khususnya Mesir sebagai negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

“Nahdlatul Ulama selama ini sudah menjalin kerja sama dalam bidang Tarbiyah (Pendidikan, Keilmuan Islam). Sudah barang tentu kita bersama pemerintah mendorong kerja sama dalam bidang Al-Bai' (Perdagangan). Sebagai tradisi memperkuat jalinan silahturahmi Indonesia-Afrika,” tambah Osmar.

Secara politis, kata dia, Pak Jokowi menggandeng Kiai Ma'ruf sebagai pendampingnya. “Beliau (Kiai Ma'ruf) adalah representasi ulama yang ingin mengembangkan ekonomi modern berbasis Islam,” katanya.

Komunitas profesional kembali memperkuat hubungan Indonesia - Afrika agar semakin berdampak luas terhadap urusan kemaslahatan umat dan kesejahteraan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News