PLN Dapat Utang Valas Rp 1 T

PLN Dapat Utang Valas Rp 1 T
Dirut PLN Dahlan Iskan (berkemeja biru kedua dari kiri) bersama sejumlah direktur bank yang tergabung dalam sindikasi perbankan usai penandatanganan perjanjian kredit pendanaan proyek pembangkit 10.000 MW fast track program tahap I, Senin (27/12). Foto : Arundono/JPNN
Dengan ditandatanganinya kredit porsi valas itu, seluruh komitmen pendanaan untuk proyek transmisi terkait FTP telah diperoleh PLN. Sebelumnya, pada Desember 2009 telah diteken pendanaan porsi rupiah untuk proyek transmisi FTP antara PLN dengan BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BCA. "Hal ini tentunya sangat strategis dalam memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik untuk menyokong pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.

      

Dalam waktu dekat, PLN akan meneken dua perjanjian kredit lain untuk tiga proyek PLTU FTP sebagai penutup dari serangkaian perjanjian kredit perbankan yang dilakukan PLN dalam mendukung pendanaan proyek FTP. "Pendanaan proyek itu dijamin sepenuhnya oleh pemerintah," timpal Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto.

Presdir BCA Djohan Emir Setijoso mengatakan, partisipasi BCA merupakan wujud penuh perseroan dalam berbagai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. "Pembangunan Transmisi Paket 3 (AREVA) merupakan proyek yang diperuntukan bagi kepentingan negara dan rakyat banyak. Kami bangga bisa mengambil bagian dalam proyek ini," tuturnya.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengungkapkan, untuk memenuhi permintaan listrik nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi, PLN mendapat penugasan dari pemerintah melalui Perpres No 71/2006 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No 59/2009. "Yaitu untuk membangun sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar batu-bara," terangnya.

JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menggandeng empat bank nasional untuk mendanai proyek transmisi program pembangkit listrik 10.000

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News