PLN Kian Bergantung Lender Asing

PLN Kian Bergantung Lender Asing
PLN Kian Bergantung Lender Asing
Menurut Nur, ketergantungan PLN terhadap utang masih akan terus berlangsung dalam waktu-waktu ke depan. Misalnya, dia menyebutkan bahwa pada 2015 PLN berencana menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 60 triliun. Dana tersebut rencananya diperoleh dari utang sebesar Rp 30 triliun, lalu dana insentif investasi dari APBN 2015 sebesar Rp 19,97 triliun, dan Rp 10 triliun lainnya dari SLA dan anggaran APBN melalui Kementerian ESDM. ''Jadi, utang masih akan jadi andalan,'' ucapnya.

Laporan keuangan PLN menunjukkan, utang jangka panjang hingga akhir 2013 tercatat sebesar Rp 220 triliun (unaudited), sedangkan total utang perseroan hingga akhir 2013 sudah menembus angka Rp 462 triliun.

Nur mengakui, salah satu permasalahan lain yang dihadapi PLN adalah tingginya utang dalam denominasi dolar AS (USD) karena kebanyakan investasi PLN memang membutuhkan USD. Di sisi lain, hampir semua pendapatan PLN berasal dari subsidi listrik serta pembayaran konsumen dalam denominasi rupiah. "Jadi, ada risiko kurs yang selalu dihadapi PLN," jelasnya. 

Wakil Ketua Banggar DPR Tamsil Linrung menuturkan, saat ini APBN 2015 memang memiliki keterbatasan anggaran untuk mendukung investasi sektor kelistrikan. Namun demikian, dia berharap pemerintah dan DPR periode mendatang bisa memberikan perhatian yang lebih agar PLN tidak terlalu bergantung pada utang. (owi/c22/agm) 

 

JAKARTA - Pesatnya pertumbuhan ekonomi mendorong kebutuhan energi listrik kian tinggi. Namun, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), tampaknya,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News