PLN Komitmen Jadikan Limbah FABA untuk pendorong Ekonomi Nasional

PLN Komitmen Jadikan Limbah FABA untuk pendorong Ekonomi Nasional
PLN gunakan FABA atau limbah batu bara menjadi penggerak ekonomi nasional. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Limbah batu bara hasil proses pembakaran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih memiliki manfaat.

Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan berkomitmen menjadikan limbah tersebut sebagai bahan baku pendorong ekonomi nasional.

Menurut dia, optimalisasi pemanfaatan tersebut seiring pengkategorian material Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebagai limbah tidak berbahaya dan beracun.

"PLN siap mendorong pemanfaatan material FABA menjadi bahan baku keperluan berbagai sektor yang dapat mendorong ekonomi nasional," kata Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/3).

Dia menyebutkan, limbah batu bara padat tidak mengandung tujuh kategori unsur yang membahayakan lingkungan seperti mudah menyala, mudah meledak, reaktif, korosifitas, Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP), dan Lethal Dose 50 (LD50). Hal itu, kata dia, merujuk hasil uji karakteristik FABA oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Darmawan menyebut, sejumlah pengujian yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Jepang, Eropa maupun India juga tidak memasukkan FABA ke dalam kategori limbah B3.

Kendati demikian, kata dia, FABA tidak lagi termasuk ke dalam limbah B3.

"Namun, PLN tetap memenuhi seluruh syarat persetujuan lingkungan saat memanfaatkan bahan tersebut," papar dia.

Dia juga memastikan perseroan tidak akan membuang limbah itu melainkan memanfaatkannya agar memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Darmawan menyebut, FABA bisa diolah untuk berbagai sektor mulai dari konstruksi, infrastruktur, hingga pertanian.

"Kami telah melakukan berbagai uji coba dan mengembangkan agar FABA di beberapa lokasi, dan hasilnya luar biasa," ucap Darmawan.

Kawasan PLTU Tanjung Jati B yang berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, limbah batu bara disulap menjadi batako, paving, dan beton pracetak yang digunakan untuk pembangunan rumah warga.

Satu rumah tipe 72 membutuhkan sekitar 1.600 batako melalui pemanfaatan 11 ton FABA sebagai bahan baku pembuatan.

PLN mencatat sepanjang 2020, PLTU Tanjung Jati B telah berhasil menyalurkan 114.778 paving dan 82.100 batako FABA untuk pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut.

"PLN tengah melakukan riset dengan menggandeng arsitek dan kontraktor untuk membangun rumah yang seluruh bagian-nya bisa memanfaatkan FABA mulai dari atap, tembok, sampai bagian lantai," tutur Dermawan.

Perseroan pelat merah ini juga memanfaatkan FABA untuk rehabilitasi lahan tambang dan penghijauan di Gunung Tandikek, Ombilin, Sumatera Barat. Selain itu, limbah batu bara juga dimanfaatkan sebagai pelapis jalan dan bahan baku industri semen.

"Dengan ditetapkan-nya FABA menjadi material non-B3, PLN yakin akan membawa manfaat banyak bagi negara dan masyarakat," ujar Darmawan. (antara/jpnn)

Limbah batu bara hasil proses pembakaran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih memiliki manfaat. PLN komitmen untuk menjadikan limbah pendorong ekonomi nasional.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News