PLN Perlu Adopsi FSRU sebagai Sumber Energi Listrik

PLN Perlu Adopsi FSRU sebagai Sumber Energi Listrik
PLN Perlu Adopsi FSRU sebagai Sumber Energi Listrik

Untuk itu, ia mengingatkan agar Dewan Energi Nasional (DEN) harus konsisten mendorong bauran energi karena sudah dirumuskan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pemerintah, terutama Kementerian ESDM, kata Fahmi jangan lagi mengabaikan.

Pemerintah harus menggunakan segala cara dan memaksimalkan potensi yang ada. Pembangkit yang sedang dalam pengerjaan mesti dikebut. Salah satu teknologi suplai bahan bakar pembangkit adalah dengan menerapkan Floating Storage Regasification Unit (FSRU).

Guna mendukung hal itu, maka perlu didorong penggunaan floating facility atau fasilitas terapung yang melahirkan mini receifing LNG terminal berkapasitas 50 mmscfd (million metric standard cubic per day).

Mini receiving sebesar itu mampu mensuplai gas untuk pembangkit berkapasitas 200 MW. Konsep ini dari sisi waktu pengerjaan serta biaya jauh lebih cepat dan efisien.

Fahmi mencontohkan penerapan Teknologi Mini Terminal LNG di Benoa. Teknologi ini  memiliki tiga keuntungan. Pertama, untuk mempercepat proses operasi pembangkit.

Kedua, masalah biaya juga efisien. Penggunaan mini terminal LNG pemerintah bisa menghemat anggaran Rp 1,2 triliun per tahun.

Dan ketiga, penggunaan energi baru terbarukan bisa lebih besar.

"Kalau teknologi FSRU efisien akan terjadi penghematan besar, saya kira swasta harus masuk juga. Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah saja, kalau ada teknologi itu harus didorong bahkan kalau ada swasta masuk diberi insentif," tandasnya. (jpg)


JPNN.com - Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan negeri sebesar Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan bauran


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News