Plurinational Bola

Oleh Dahlan Iskan

Plurinational Bola
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Toh akhirnya Morales harus membangun jalan tol. Yang harus melewati hutan. Yang secara nyata berlawanan dengan tekad pertamanya untuk pro secara total terhadap pelestarian hutan.

Bahkan Morales di akhir masa jabatannya juga membangun istana baru. Yang salah satunya berupa gedung pencakar langit 29 lantai. Yang tertinggi di Bolivia.

Awalnya Morales juga memaksakan tokoh-tokoh suku asli seperti suku Aymara mendominasi kabinet. Namun akhirnya ketahuan tidak bisa bekerja. Setahun kemudian harus reshuffle. Menteri yang suku asli tinggal 3 orang.

Morales juga pernah memaksakan 50 persen anggota kabinetnya perempuan. Namun ia pun me-reshuffle-nya.

Bolivia begitu terisolasi di pedalaman Amerika Latin. Datarannya juga sangat tinggi –salah satu tertinggi di dunia. Separuh penduduknya suku Indian –dengan berbagai kelompok dan bahasa.

Namun di zaman Morales dunia menjadi tahu satu bentuk negara yang bukan republik tetapi juga bukan kerajaan. Bukan negara federal juga bukan negara kesatuan.

Bolivia oleh Morales diubah menjadi negara berbentuk ini: plurinational. Yakni negara yang terdiri dari begitu banyak suku, bahasa dan budaya –yang dijamin eksistensinya dan keterwakilannya.

Namun mereka selalu bersatu dalam sepak bola. Mereka juga memiliki satu bahasa yang lebih tinggi dari bahasa nasionalnya. Yakni: bahasa bola.(disway.id)

Di sanalah sumber litium terbesar di dunia. Sebagai bahan baku baterai. Untuk proyek mobil listrik atau power bank skala 10 sampai 100 megawatt.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News