Polarisasi Politik Indonesia Menguat, Golput Diprediksi Meningkat

Dia menjelaskan, dalam Pilpres 2014 lalu muncul fenomena "Golput turun gunung" untuk mendukung Jokowi yang dipandang sebagai "new hope" yang akan melawan "old establishment".
"Golput yang sejak Orde Baru apatis, dalam Pilpres 2014 aktif kembali (dalam politik) dan mendukung Jokowi," jelas Dr Zulfan kepada ABC News.
Namun di Pilpres 2019 kali ini, katanya, antusiasme tersebut justru berubah menjadi gerakan sebaliknya.
"Mereka kecewa dengan beliau, karena setelah empat tahun di puncak kekuasaan eksekutif, banyak melakukan blunder policy yang tidak seiring dengan harapan mereka," katanya.
Di mencontohkan kompromi yang dilakukan Jokowi dengan kelompok konservatif, termasuk menggandeng Ma'ruf Amin sebagai cawapres serta rencana membebaskan Abu Bakar Baashir.
"Menurut saya, hal itu lebih sebagai damage control daripada upaya menarik simpati baru," kata Dr Zulfan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan