Polarisasi Politik Indonesia Menguat, Golput Diprediksi Meningkat

Selain alasan kekecewaan pada sistem, dorongan jadi Golput juga muncul akibat polarisasi dan permusuhan para pendukung Capres yang ada saat ini.
Sebuah kelompok Golput yang menamakan diri Saya Millenial Golput (SMG) mendeklarasikan diri di Jakarta pertengahan Januari 2019 lalu.
SMG berdalih, melalui jubirnya Saifa El Faruqi, pasangan capres sekarang tidak memberikan pendidikan politik yang baik.
"Mereka mengedepankan permusuhan dan saling fitnah sehingga kami tidak melihat program apa yang akan dijalankan," katanya kepada wartawan.
Sepekan kemudian di kantor YLBHI Jakarta, juga digelar deklarasi Golput dari sejumlah elemen LSM.
Salah seorang yang ikut deklarasi yaitu Lini Zurlia, yang dalam Pilpres 2014 mengaku bergabung dengan tim pendukung Joko Widodo.
Kepada wartawan, Lini menyatakan kekecewaannya setelah Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
Kekecewaan para pendukung Jokowi, di mata pakar Indonesia dari Western Sydney University Dr Zulfan Tadjoeddin, merupakan salah satu faktor yang akan mendorong orang jadi Golput.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM