Polda Metro Jambak dan Pukul Mahasiswa BEM SI?

Polda Metro Jambak dan Pukul Mahasiswa BEM SI?
Ilustrasi polisi. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya membantah pihaknya mengambil langkah represif saat membubar paksa massa aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (20/10) kemarin.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, pihaknya mengedepankan langkah preventif saat membubarkan massa aksi.

"Jadi disebutkan di sana ada beberapa medsos beredar pihak kepolisian menjambak dan memukul, itu tidak benar," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10).

Argo mengatakan, awalnya massa unjuk rasa setelah salat Jumat dan memulai orasi di Kementerian Koordinator Bidang Perempuan dan Kebudayaan. Setelah itu, massa berpencar menggelar aksi.

"Tidak hanya di lingkungan Istana, tapi ada juga Monas, di Bundaran HI, Balai Kota dan Wakil Presiden," kata Argo.

Aksi berlanjut hingga pukul 18.00 WIB, di mana seharusnya demonstrasi dilarang oleh aturan yang berlaku. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Suyudi, kata Argo, juga sudah menyampaikan waktu unjuk rasa sesuai Undang-undang sudah berakhir.

"Kemudian juga, sebelum itu ada beberapa kejadian yang barier kepolisian yang dibentangkan dirusak pengunjuk rasa juga. Sehingga diimbau kembali kepada masyarakat yang melakukan unras untuk tertib," jelas dia.

Argo mengaku, pihaknya melakukan negoisasi kepada massa aksi hingga pukul 22.00 WIB. Di sisi lain, kata Argo, warga yang terganggu juga mendesak polisi agar mengamankan aksi tersebut.

Beredar di medsos bahwa massa aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Istana Kepresidenan dibubarkan secara paksa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News