Polemik BUMN, Adian Napitupulu: Seleksi Direksi dan Komisaris Tertutup, Biasanya Ada Titipan

Polemik BUMN, Adian Napitupulu: Seleksi Direksi dan Komisaris Tertutup, Biasanya Ada Titipan
Anggota DPR Fraksi PDIP Adian Napitupulu. Foto: dokumen JPNN.com

Demikian juga dengan PT PT Jateng Petro Energi, membuka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris pada 6 Mei 2020.

"Sebenarnya masih banyak contoh lain, tetapi tidak mungkin saya tuliskan semua di sini. Dari contoh-contoh yang dipaparkan menunjukkan pernyataan Arya sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut," ucapnya.

Adian kemudian memaparkan kembali alasan menyebut ada sekitar 6.200 komisaris dan direksi di perusahaan-perusahaan pelat merah, merupakan titipan.

"Logikanya sederhana saja, karena semua rekrutmen, seleksi dan keputusan untuk posisi direksi dan komisaris dilakukan secara tertutup. Maka biasanya titipan titipan akan terjadi," ucapnya.

Menurut politikus PDI Perjuangan ini, istilah titipan merupakan konsekuensi dari tidak adanya sistem rekrutmen yang transparan.

"Kalau dikatakan tidak mengerti budaya korporasi, saya perlu bertanya, budaya yang mana? Setahu saya budaya korporasi yang tertutup itu adalah budaya korporasi yang lahir dari mind set orde baru," katanya.

Lebih lanjut Adian menyatakan, langkah membongkar siapa saja yang mengisi posisi 6.200 direksi dan komisaris dan bagaimana proses rekrutmennya menjadi sangat penting.

Karena, uang yang di keluarkan negara bukan uang kecil. Adian mengandaikan rata-rata direksi dan komisaris bergaji Rp 50 juta per bulan.

Adian Napitupulu minta dibuka data identitas 6.200 orang yang mengisi posisi direksi dan komisaris BUMN tanpa diketahui seleksinya oleh masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News