Polisi Panggil Pelapor Ubedilah Badrun, Ada Apa? 

Polisi Panggil Pelapor Ubedilah Badrun, Ada Apa? 
Kuasa Hukum Jokowi Mania (JoMan) Bambang Sri (tengah) berikan keterangan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (19/1). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

Laporan terhadap Ubedilah Badrun di Polda Metro Jaya berawal dari dosen UNJ itu yang melaporkan Gibran dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (10/1).

"Jadi, laporan ini terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden RI dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan," kata Ubedilah di Gedung KPK, Jakarta.

Ubedilah mengaku kejadian tersebut bermula pada 2015 ketika ada perusahaan, yaitu PT SM yang menjadi tersangka pembakaran hutan dan sudah dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp 7,9 triliun.

Namun, dalam perkembangannya, Mahkamah Agung (MA) hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 78 miliar.

"Itu terjadi pada Februari 2019 setelah anak Presiden membuat perusahaan gabungan dengan anak petinggi perusahaan PT SM," ujar Ubedilah.

Dia mengatakan dugaan KKN tersebut terjadi terkait adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan ventura.

"Itu dugaan KKN yang sangat jelas saya kira yang bisa dibaca oleh publik karena tidak mungkin perusahaan baru anak presiden mendapat suntikan dana penyertaan modal dari sebuah perusahaan ventura, yang juga itu dengan PT SM dua kali diberikan kucuran dana. Angkanya kurang lebih Rp 99,3 miliar dalam waktu yang dekat," ujarnya.

Setelah itu, lanjut Ubedilah, anak presiden membeli saham di sebuah perusahaan dengan angka yang juga cukup fantastis Rp 92 miliar. 

Jokowi Mania (JoMan), selaku pelapor Dosen UNJ Ubedilah Badrun dipanggil polisi, Rabu (19/1). Ada apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News